Terus Berlanjut! Operasi di Ukraina Harus Selesai

- 28 Maret 2022, 22:44 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina pada 8 April 2021.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina pada 8 April 2021. /Kepresidenan Ukraina/Reuters

 

ARAHKATA - Rusia memulai invasinya pada 24 Februari lalu dan masih terus berlangsung hingga kini.

Upaya perdamaian dan desakan untuk segera mengakhiri perang kepada Rusia seakan tidak berguna.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyampaikan operasi militer khusus di Ukraina akan terus berlanjut sampai semua tugas selesai.

Baca Juga: Luncurkan Rudal Balistik! Korea Utara Tegaskan Ini pada AS

"Tugasnya berkaitan dengan masa depan Ukraina. Status Ukraina sebagai negara netral, negara yang tidak menerapkan kebijakan anti-Rusia, bukan negara militer, dan sebagai tetangga kita bersama," kata Medvedev dalam Reuters dikutip ARAHKATA, Senin 28 Maret 2022.

Dikabarkan bahwa Rusia melancarkan operasi militer khusus karena tujuannya gagal dicapai melalui diplomasi.

Dilaporkan tugas utama untuk tahap pertama telah selesai dan potensi tempur Angkatan Bersenjata Ukraina telah berhasil dikurangi.

Baca Juga: UEA Kerjasama dengan OPEC+ Stabilkan Pasar Minyak, Antisipasi Dampak Sanksi Rusia?

Akibat invasi yang dilakukan Rusia, memicu kemarahan internasional dan memaksa Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris, termasuk negara-negara lain memberlakukan sanksi untuk Moskow.

Dimulai dari sanksi keuangan, perdagangan, energi hingga sejumlah pemblokiran yang menyulitkan sebagian warga Rusia baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sebagai informasi menurut perkiraan PBB hingga kini, setidaknya 1.081 warga Ukraina tewas, sementara 1.707 lainnya terluka.

Baca Juga: Menlu Prancis Ungkap Rencana Presiden Macron ke Putin

Jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi dari yang dilaporkan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah