Ancaman! Turki Khawatirkan Laboratorium Biologi Yang Dikendalikan AS

- 20 April 2022, 05:19 WIB
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com /

ARAHKATA - Warga Turki telah menyuarakan keprihatinan mereka atas keberadaan laboratorium biologi yang dioperasikan AS di beberapa negara.

Laboratorium biologi AS tersebut dikhawatirkan menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Pensiunan Laksamana Turker Erturk mengatakan fasilitas laboratorium biologi adalah masalah terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini.

Baca Juga: Israel Kembali Lancarkan Serangan, Jet Tempur dan Iron Dome Dikerahkan!

“Saat menjabat, saya tahu bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak memiliki gudang senjata biologis. Hanya langkah-langkah keamanan dan doktrin yang diajarkan. Jika laboratorium seperti itu ada, itu adalah kapasitas tersembunyi Washington. Saya berharap itu tidak lagi digunakan dan tidak ada rencana untuk menggunakannya,” katanya dalam Berita Harian Malaysia dikutip ARAHKATA pada Rabu 20 April 2022.

Berdasarkan data yang diperoleh, ada 336 laboratorium semacam itu di 30 negara, termasuk 26 di Ukraina, yang menerima dana dari Program Pengurangan Ancaman Biologis.

Ini adalah bagian dari Program Kerjasama Pengurangan Ancaman (CTR) Departemen Pertahanan AS.

Baca Juga: PBB Serukan Gencatan Senjata Hingga Pengurangan Hak Veto!

Namun, faktanya jarang diungkap oleh media arus utama di Turki, yang telah menjadi anggota NATO sejak 1952.

Sedat Kochan, 35, tercengang setelah mengetahui jumlah laboratorium yang dioperasikan AS.

“Ini bahaya besar, sangat besar,” katanya, menekankan bahwa laboratorium tersebut perlu dikendalikan.

Baca Juga: 200 Ribu Warga Asing Potensi PHK Di Moskow, Rusia Beri Bantuan!

Seorang warga Istanbul, Abdurrahman Kalemdar, 60, berbagi keprihatinannya bahwa jika laboratorium itu ada, itu akan membawa risiko bencana bagi dunia.

"Yang saya tahu adalah, tidak ada lagi yang bisa terjadi, itu tidak terjadi pada kami karena AS. Anda tahu apa yang terjadi di Timur Tengah? Saya ingin keamanan untuk seluruh dunia, biarkan semua orang hidup di negaranya masing-masing, tidak ikut campur di sana-sini," katanya.

Sebelumnya, ahli genetika dan biologi kedokteran Tukri, Korkut Ulucan, menekankan bahwa laboratorium harus dapat diakses oleh komite ilmiah internasional dan kegiatan mereka harus diaudit oleh berbagai organisasi independen untuk mencegah kebocoran.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: berita harian malaysia


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x