Meskipun Rusia tampaknya sebagian besar mendukung tindakan Putin di Ukraina, tetapi muncul tanda-tanda ketidakpuasan dan oposisi sejak awal invasi skala penuh pada Februari.
Pada hari-hari awal perang, ribuan pengunjuk rasa anti-perang ditangkap oleh otoritas Rusia di seluruh negeri.
Baca Juga: Honda Umumkan Recall, Civic, Brio dan CR-V Kerusakan Inflator Airbag
Beberapa anggota parlemen dan anggota elit Rusia juga secara terbuka menentang serangan terhadap Ukraina.
Kemudian, awal pekan ini, media Rusia melaporkan selama pertemuan Majelis Legislatif Primorsky Krai Rusia di ujung timur negara itu, seorang anggota faksi Partai Komunis, Leonid Vasyukevich, meminta Putin untuk menghentikan perang selama berbulan-bulan dan untuk menarik pasukannya dari negara Eropa Timur.
"Kami memahami bahwa jika negara kami tidak menghentikan operasi militer, akan ada lebih banyak anak yatim di negara kami," kata Vasyukevich.
"Selama operasi militer, orang-orang muda yang dapat membawa manfaat besar bagi negara kita mati dan menjadi cacat. Kami menuntut penarikan segera pasukan Federasi Rusia," tambahnya.
Baca Juga: Mitsubishi Kolaborasi 5 Merek Otomotif Kembangkan Ekosistem EV
Menanggapi hal itu, gubernur setempat, Oleg Kozhemyako menuduh Vasyukevich telah memfitnah tentara Rusia dan para pembela yang berperang melawan Nazisme.
Kozhemyako juga menyebut politisi komunis itu sebagai "pengkhianat".
Vasyukevich dan seorang rekannya, Gennady Shulga, kemudian dilaporkan dikawal keluar dari pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, mereka dikabarkan tidak diberi hak pilih selama sidang berlangsung.