Sakit Tersiksa Penembak Massal Incar dan Bunuh Dokter Bedah Operasinya

- 3 Juni 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi penembakan
Ilustrasi penembakan /Pixabay/

ARAHKATA - Dendam karena rasa sakit setelah dioperasi, jadi alasan penembakan.

Warga AS kembali terhenyak atas insiden penembakan massal di sebuah rumah sakit.

Pelaku penembakan massal di sebuah rumah sakit di Oklahoma, Amerika Serikat, sebelumnya mengincar seorang dokter bedah, kata pihak berwenang, dilansir Reuters, Kamis, 2 Juni 2022.

Baca Juga: Tersangka Penembakan Massal di New York Mengaku Tak Bersalah

Insiden pada Rabu, 1 Juni itu menewaskan lima orang, termasuk pelaku dan sang dokter bedah.

Pelaku menyalahkan sang dokter atas nyeri punggung yang dideritanya setelah menjalani operasi.

Tersangka masuk ke gedung rumah sakit St. Francis Health System di Tulsa dengan membawa senjata semiotomatis dan mulai menembak orang yang dia temui, kata Kepala Kepolisian Tulsa Wendell Franklin pada acara jumpa pers.

Baca Juga: Barcelona Bimbang, Datangkan Romelu Lukaku atau Tidak?

Dua dokter, seorang resepsionis, dan seorang pasien tewas dalam penembakan itu.

Dr Preston Phillips, 59 tahun, ahli bedah ortopedi yang merawat pelaku, tewas bersama Dr Stephanie Husen, ahli pengobatan olahraga berusia 48 tahun.

Dalam konferensi pers itu, polisi mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Michael Lewis atau Louis. Juru bicara kepolisian tidak bisa dihubungi untuk memastikan ejaan nama belakangnya.

Baca Juga: Terancam Kehilangan Henrikh Mkhitaryan, AS Roma Bujuk Pemain Real Madrid

Tersangka "datang dengan maksud untuk membunuh Dr Phillips dan siapa pun yang menghalanginya," kata Franklin.

Pihak berwenang menemukan sepucuk surat dari pelaku yang menjelaskan bahwa serangan itu direncanakan.

Otoritas menyebut dua nama korban yang lain: Amanda Glenn, resepsionis, dan William Love, pasien.

Baca Juga: Hadiri Premier Film 'Broker', Visual V BTS Tuai Sorotan

Resepsionis itu semula diidentifikasi sebagai Amanda Green, tetapi polisi kemudian mengoreksi nama belakangnya.

"Mereka berdiri di lorong dan (tersangka) menembak mereka," kata Franklin.

Sang pelaku, yang menurut polisi tinggal di Muskogee, Oklahoma, sekitar 80 km dari Tulsa, keluar dari rumah sakit pada 24 Mei setelah operasi punggung, kata Franklin.

Baca Juga: 5 Aktivitas Tingkatkan Daya Ingat Anak, Salah Satunya Adalah Tidur!

Dalam konferensi pers itu, polisi mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Michael Lewis atau Louis. Juru bicara kepolisian tidak bisa dihubungi untuk memastikan ejaan nama belakangnya.

Tersangka "datang dengan maksud untuk membunuh Dr Phillips dan siapa pun yang menghalanginya," kata Franklin.

Pihak berwenang menemukan sepucuk surat dari pelaku yang menjelaskan bahwa serangan itu direncanakan.

Baca Juga: Juan Mata Mantap Tinggalkan Manchester United, Begini Respon Manajemen

Otoritas menyebut dua nama korban yang lain: Amanda Glenn, resepsionis, dan William Love, pasien.

Resepsionis itu semula diidentifikasi sebagai Amanda Green, tetapi polisi kemudian mengoreksi nama belakangnya.

"Mereka berdiri di lorong dan (tersangka) menembak mereka," kata Franklin.

Baca Juga: Ngopi Setiap Jam Sekali, Apakah Aman? Ini Kata Ahli

Sang pelaku, yang menurut polisi tinggal di Muskogee, Oklahoma, sekitar 80 km dari Tulsa, keluar dari rumah sakit pada 24 Mei setelah operasi punggung, kata Franklin.

Setelah itu, kata dia, pelaku menelepon beberapa kali untuk menyampaikan keluhan akibat nyeri.

Penembakan itu terjadi menyusul dua pembunuhan massal lain yang mengejutkan warga AS.

Baca Juga: Kopi vs Teh, Manakah yang Lebih Memberi Dampak Kesehatan?

Ketiga insiden tersebut telah memicu debat panjang soal pengendalian senjata dan peran kesehatan mental dalam kekerasan bersenjata yang menghantui negara itu.

"Cukup, sudah cukup. Ini harus dihentikan. Rumah sakit adalah pilar masyarakat kita," kata Chip Kahn, kepala pelaksana Federasi Rumah Sakit Amerika, dalam pernyataan.

Pelaku di Oklahoma membeli senapan di sebuah toko lokal pada hari penembakan, kata otoritas.

Baca Juga: Mengejutkan, Intelijen Inggris Sebut Putin Sudah Mati, yang Muncul Saat Ini Hanya Editan Rekaman

Dia juga disebutkan membeli sepucuk pistol di sebuah rumah gadai tiga hari sebelumnya.

Tersangka memarkir kendaraannya di lantai dua tempat parkir yang terhubung dengan gedung Natalie, gedung kantor rumah sakit berlantai lima.

Dia lalu masuk melalui pintu lantai dua dan berjalan ke gedung itu, kata Franklin.

Baca Juga: Kian Mesra dengan Celine Evangelista, Marshel Widianto: Ketika Dukun Lembur Terus

Polisi tiba di lokasi kejadian tiga menit setelah menerima panggilan pada Rabu pukul 16.53 (Kamis 03.53 WIB) tentang insiden yang terjadi di RS itu.

Petugas bergegas masuk ke dalam gedung dan mendengar suara tembakan dari lantai dua. Mereka menemukan para korban dan tersangka lima menit kemudian, kata kepala polisi.

Petugas di lokasi mengatakan mereka mendengar sebuah tembakan lima menit berikutnya, yang menurut Franklin berasal dari pelaku yang menembak dirinya sendiri.

Baca Juga: Jokowi Ingin Perluas Tanam Sorgum di NTT Kurangi Impor Gandum

"Ketika kami menerima panggilan itu, kami datang dengan mengabaikan keselamatan kami sendiri dan kami masuk ke gedung itu untuk menghadapi ancaman.

Filosofi kami adalah kami akan menghentikan ancaman itu dan kami akan melakukannya dengan cara apa pun yang diperlukan," kata Franklin. "Begitulah kami dilatih," pungkasnya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah