Ini Kronologis Squad Merah Putih Dicurangi Panitia All England

19 Maret 2021, 00:01 WIB
Kronologi Timnas Bulu Tangkis Indonesia Dipaksa Mundur di All England 2021.* //Instagram @jordan_praveen

ARAHKATA - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menerangkan kronologi tim skuad bulutangkis Indonesia tidak diizinkan mengikuti All England 2021.

Hal ini diungkapkan dalam konfrensi resmi PP PBSI dijelaskan langsung oleh Ketua umum PP PBSI Agung Firman Sampurna.

Kejadian saat itu terjadi pada Sabtu, 13 Maret 2021. Saat itu Timnas bulutangkis Indonesia penerbangan dari Istanbul menuju Birmingham. Perjalanan pesawat itu ada satu orang penumpang pesawat yang dinyatakan positif terpapar Covid- 19.

Kemudian, dari aturan protokol kesehatan (prokes) WHO menjelaskan bahwa ada aturan wajib Yang Harus dipatuhi oleh penumpang pesawat.

Baca Juga: Impor Beras di Tengah Panen Raya, Pengamat: Tak Masuk Akal!

Di antaranya penumpang pesawat wajib di swab tes antigen. Meskipun hasil swab Timnas Indonesia negatif Covid-19. Namun skuad Merah Putih Indonesia wajib menjalani isolasi Mandiri selama 10 hari.

"Tim bulutangkis nasional Indonesia terpaksa wajib menjalani isolasi Mandiri sampai tanggal 23 Maret 2021 di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Center," kata Ketua umum PP PBSI Agung Firman Sampurna dalam kepada media, Kamis, 18 Maret 2021.

Dari laporan yang diterima PBSI saat ini kondisi dari tim bulutangkis Indonesia yang berada di Birmingham dalam keadaan sehat.

"Untuk kondisi alhamdulillah semua tim bulutangkis dalam keadaan prima. Mereka semua sehat-sehat. Tim official pun sehat-sehat. Alhamdulillah," tutur Agung Firman Sampurna.

Baca Juga: Transaksi Sabu di TPI, Pria dan Wanita Diringkus Polisi

Terkait isolasi Mandiri yang wajib dilakukan oleh tim pemain bulutangkis Indonesia, PBSI menilai ada kejanggalan sebab sampai saat ini dialami perbedaan perlakuan yang diterima oleh atlet bulutangkis Indonesia dengan atlet negara lain.

Itu berarti bahwa tim bulutangkis Nasional Indonesia terpaksa tidak bisa mengikuti pertandingan bulutangkis internasional All England 2021.

Akan tetapi menjadi pertanyaan dari pihak Indonesia adalah ada kasus yang sama menimpa negara Turki Covid-19 yang salah satu pemain tunggal putrinya Neslihan Yigit tetap bisa melenggang di All England walau satu pesawat dengan kontingen Indonesia.

Bahkan, Neslihan Yigit berhasil lolos ke pertandingan verifikasi lanjutan seusai menumbangkan Marie Batomene.

Baca Juga: Anggota DPRD Jabar Minta Wali Kota Depok Prioritaskan Penanganan Covid-19

"Nah ini juga yang menjadi rincu kenapa atlet Turki tetap bisa bertanding tanpa melalui proses karantina. Padahal Neslihan Yigit berada di pesawat yang sama dengan atlet kita? Itu juga kami harus mendapatkan jawaban pastinya kenapa?;" ucap Agung Sampurna.

Selain peristiwa yang merugikan squad merah putih dari ajang All England 2021 melalui  mekanisme walkout. Panitia All England juga menunjukkan sikap tidak adilnya kepada Indonesia.

Salah satunya ada perlakuan diskriminatif yang diperlihatkan pada pasangan ganda putra tanah air terbaik the Daddys alias duet Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan bertanding pada babak pertama Kamis 18 Maret 2021 dini hari.

The Daddys berhasil membungkam Ben Lane/Sean Vendy dari Inggris dengan rubber game. Di sepanjang permainan juga terlihat perlakuan diskriminatif dari kebijakan hakim garisnya yang berasal dari Inggris pula. 

Baca Juga: Indonesia Dipaksa Mundur, Tagar #BWFMustBeResponsible Trending di Twitter

Aturan ini saja, dinilai sangat ganjil. Sebab, aturan baku dalam bulutangkis tidak diperkenankan hakim garis dan pemain berasal dari negara yang sama. Ahsan yang dirasakan menerima perlakuan tidak adil lantaran sudah 11 kalI dipersalahkan.

"Pertandingan Ahsan dan Hendra kemarin hakim garisnya dari Inggris dan kita menang ini tentu saja di luar kewajaran karena ada aturan baku dalam bulutangkis yang tidak diperkenankan bahwa hakim garis dan pemain berasal dari negara yang sama," ujar Agung Firman Sampurna.

Agung juga mengaku bahagia ketika sejumlah pemain pemain unggulan Indonesia seperti Jonatan Christie anda akan bisa meraih kemenangan seluruhnya.

"Kami memahami betul kondisi Marwan dengan Inggris bukan pertama kalinya kita pernah menang di event lain. Makasih ya katakan dengan persiapan kami sekarang salah satu hal yang membuat Indonesia tidak juara adalah membuat tim kita tidak bisa," kata dia.

Baca Juga: Telan Anggaran Rp800 Miliar, Bandara Toraja Diresmikan Jokowi

Agung juga mengecam keras aksi dari panitia Tim All England yang diduga sudah menlainnyayabotase peran squad Indonesia bisa bertanding.

Ia menduga panitia All England sengaja menyabotase pemain bulutangkis Indonesia yang saat ini masih berada di atas angin ketimbang pemain lainnya.

"Jadi ini adalah dugaan sabotase karena kalau kita bertanding kita sangat berbahaya. Kita adalah kandidat juara salah satu yang paling kuat dan sudah mengalahkan Inggris. Jadi hal-hal yang teman-teman penting untuk ketahui inilah situasi dan fakta-faktanya," imbuhnya.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler