Indonesia Bakal Maju ke Arbitrase Internasional Soal All England

19 Maret 2021, 21:58 WIB
Logo turnamen All England 2021. /Instagram.com/@badminton.ina

ARAHKATA - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dan Menpora bakal membawa kasus All England ke jalur arbitrase internasional.

Hal ini disampaikan Raja Sapta Oktohari dalam konfrensi pers dengan Menpora Zainudin Amali di kantor Kemenpora, Jumat, 19 Maret 2021.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan PBSI, Kemenpora, Kemenlu, dan Asian Badminton Federation, dan kami akan meneruskan skandal ini ke level yang lebih tinggi atau memungkinkan ke abritase internasional," kata Raja Sapta Oktohari.

Eks Ketua Asian Para Games 2018 menegaskan sejumlah panitia All England termasuk BWF berhak diperkarakan secara hukum Internasional atas kasus ini. 

Baca Juga: Percepat Sekolah Tatap Muka, Ini yang Dikhawatirkan Nadiem

Langkah ini diambil sebagai bentuk rasa tanggung jawab KOI dan Menpora untuk menggalakkan sportivitas olahraga di manapun berada. Apalagi kontingen badminton Indonesia menjadi korban sabotase mengikuti ajang bergengsi internasional super series All England tersebut.

"Mereka harus minta maaf kepada masyarakat Indonesia secara resmi dan harus ada pertanggungjawaban kepada atlet kita yang masih karantina di Birmingham sampai hari ini," ujar Raja Sapta Oktohari.

Putra sulung Ketum Hanura Oesman Sapta Oedang itu menyayangkan pihak BWF yang dinilai lari dari tanggungjawab. Sampai-sampai ada kesan peristiwa ini terjadi karena kurangnya koordinasi antar tim official dan pemain dengan pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Inggris.

Ia menilai Pemerintah Indonesia sudah mengantisipasi protokol kesehatan yang benar bagi para atlet yang akan berlaga di All England 2021. Terbukti, para atlet nasional badminton sudah dua kali test PCR antigen sebelum berangkat dan PCR saat akan bertanding. 

Baca Juga: Heboh, Warga Jurangmangu Temukan Potongan Kaki

"Tiba-tiba diberhentikan, dikeluarkan dari pertandingan, bahkan pada saat disampaikan Kemenpora tidak diperkenankan masuk bus, dan masuk lift, apakah dari pemerintah Inggris? Bukan, tapi oleh panitia," ujar Raja Sapta Oktohari.

Sebelumnya, menjelang menjelang pelaksanaan All England 2021, sempat muncul kasus COVID-19 di salah satu pesawat yang ditumpangi skuad merah putih. Kasus ini tentu saja menyebabkan laga pembuka turnamen harus tertunda. Beberapa atlet, pelatih dan official tim dari India, Thailand, dan Denmark kedapatan ada yang terkena COVID 19.

Ironisnya, untuk skuad dari India, Thailand, dan Denmark mereka diperbolehkan ikut dalam pertandingan. Sementara squad Indonesia yang negatif justru diwajibkan dikarantina mandiri selama 10 hari.

BWF saat itu langsung melakukan tes ulang kepada para atlet dan pelatih tersebut. Tim yang hasil tesnya dinyatakan negatif pun diizinkan tampil.

Baca Juga: Diam Usai Sidang, Habib Rizieq Terima Dakwaan Jaksa?

PBSI juga menerangkan bahwa ada kasus yang sama menimpa negara Turki salah satu pemain tunggal putri Turki Neslihan Yigit tetap bisa melenggang di All England walau satu pesawat dengan kontingen Indonesia.

Bahkan, Neslihan Yigit berhasil lolos ke pertandingan verifikasi lanjutan seusai menumbangkan Marie Batomene.

Kejadian saat itu terjadi pada Sabtu, 13 Maret 2021. Saat itu Timnas bulutangkis Indonesia penerbangan dari Istanbul menuju Birmingham. Perjalanan pesawat itu ada satu orang penumpang pesawat yang dinyatakan positif terpapar Covid-19.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler