SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Lampaui Puan, PDIP Bakal Raih Kemenangan

16 September 2022, 09:42 WIB
Dukung dan Puji Kreativitas Anak Muda, Ganjar Pranowo Terbangkan Balon Udara di Wonosobo /

ARAHKATA - Partai Demokrasi Iindonesia Perjuangan (PDI-P) kemungkinan besar akan menang dalam kontestasi Pilpres 2024 bila mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres).

Ganjar paling unggul dan paling kompetitif sebagai Capres PDIP apabila dibandingkan dengan Puan Maharani.

Hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama Agustus 2022 bertajuk 'Siapa Calon Presiden PDIP 2024?'.

Baca Juga: PSI : Airlangga - Andika Berpeluang Menang di Pilpres 2024

"Data ini menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar, harapan bagi PDIP untuk memenangkan Pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka," kata pendiri SMRC Prof. Saiful Mujani.

Saiful menjelaskan berdasarkan format survei semi terbuka pada Maret 2021 sampai Agustus 2022, pergerakan suara Puan tidak signifikan, dari 0,5 persen menjadi 1 persen. Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8 persen menjadi 25,5 persen. Prabowo dari 20 persen menjadi 16,7 persen, dan Anies Baswedan dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.

Menurut Saiful, kalau kondisinya seperti sekarang, berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Karena kalau Puan misalnya bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tertinggal jauh dan tidak kompetitif.

Baca Juga: Kecam Effendi Simbolon, Politisi PDIP: Jangan Ulangi Lagi Hina TNI

“Persaingan itu (Puan melawan Prabowo atau Anies) tidak fair karena gapnya terlalu jauh. Kalau Puan harus maju dan PDIP memiliki target untuk menang, maka tantangannya akan sangat berat,” tegas Saiful.

Dalam simulasi tiga nama tanpa Ganjar, survei SMRC Desember 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan pergerakan suara Puan dari 10,1 persen menjadi 7,8 persen. Sementara Prabowo Subianto dari 40 persen menjadi 40,2 persen, dan Anies dari 28,1 persen menjadi 27,5 persen.

“Kalau Ibu Puan dipaksakan (untuk maju) dengan kondisi seperti ini, harapan PDIP untuk memiliki presiden lagi menjadi susah,” jelas Saiful.

Baca Juga: Effendi Simbolon Sampaikan Permintaan Maaf Kepada TNI

Tapi apabila PDIP mencalonkan Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah, maka hasilnya kemungkinan besar PDIP akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Menurut Saiful, jika dalam simulasi tiga tokoh itu nama Puan dikeluarkan dan Ganjar yang dimasukkan untuk melawan Prabowo dan Anies, hasilnya suara Ganjar mengalami kenaikan dari 25,5 persen pada Mei 2021, menjadi 32 persen pada Agustus 2022.

Sementara Prabowo melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen dan Anies relatif stabil dari 23,5 persen menjadi 21,9 persen pada periode yang sama.

Baca Juga: Suharso Monoarfa Enggan Komentari SK Kemenkumham terkait Plt Ketum PPP

Dalam survei Februari sampai Maret 2021, ada 60 persen warga yang tahu Puan menyatakan suka padanya. Pada survei terakhir (Agustus 2022) mengalami penurunan menjadi 44 persen.

Ini masalah, kata Saiful, karena tingkat penerimaan publik pada Puan rendah dan cenderung semakin lemah.

Sementara tingkat penerimaan pada Ganjar paling tinggi (83 persen pada survei Agustus 2022). Ini konsisten dengan tingkat elektabilitasnya yang juga tertinggi. Tingkat penerimaan Anies juga tinggi (74 persen). Dibanding Prabowo (71 persen), tingkat penerimaan Anies lebih tinggi.

Baca Juga: Survei LPMM : Airlangga Masih Miliki Kekuatan Menang Capres 2024

“Gap penerimaan publik pada Puan terlalu jauh dibanding dengan tiga nama lain (Ganjar, Prabowo, dan Anies),” jelas Saiful.

Saiful melihat bahwa jika kecenderungan likeability negatif, maka akan sangat susah untuk membuka peluang karena semakin disosialisasikan, publik justru makin resisten.

Ini, kata Saiful, harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi PDIP jika mereka ingin mempertahankan memiliki presiden yang berasal dari kadernya kembali.

Baca Juga: Ketua PBNU Bilang Upaya Adu Domba Effendi Simbolon kepada TNI Tidak Akan Berhasil, Panglima dan KSAD Solid

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86%.

Baca Juga: Presidum PA 212 Sebut Effendi Simbolon Cari Sensasi Umbar Ketidakharmonisan Panglima TNI dan KSAD

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler