Kenapa Rasulullah Selalu Sehat? Ini yang ‘Beliau’ Lakukan di Pagi Hari

1 Februari 2021, 08:16 WIB
Ilustrasi Rasulullah SAW menyambut pagi. /Arahkata/

ARAHKATA – Banyak sudah tulisan mengulas bagaimana laki-laki yang dijuluki sebagai Habiballah (Kekasih Allah) ini begitu sehat, tidak ada sejarah yang menuliskan bagimana Rasulullah Muhammad SAW mengalami sakit berat yang membuat diri-Nya harus terbaring tanpa mampu melakukan kegiatan. Bagi kaum mukmin yang menghamba diri kepada Allah SWT, Rasulullah menjadi bagian hidupnya baik dalam adab dan tingkah laku, maupun cara Beliau melakukan hal-hal dalam keseharian.

Mungkin kita bisa merenungkan dan memikirkan di tengah kondisi pandemi Covid-19, bagaimana pagi hari yang dilakukan seorang manusia utusan Allah ini, dalam menyambut awal penghidupannya.

Dikutip dari karya Muhammad Al Ghazali, berjudul Fannu adz-Dzikr wa ad-Du’a inda Khatam al-Ambiya, diterangkan Rasulullah SAW, bangun dari tidurnya sebelum fajar dengan penuh keyakinan, saat malam masih menyelimuti segala sesuatu dengan kegelapannya.

Bersamaan dengan terbit sang fajar, Rasulullah bergerak menyambut subuh yang segera datang dengan mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan ruhku, menganugerahkan kesehatan pada tubuhku dan telah mengizinkanku untuk mengingat nama-Nya.” Optimisme diajarkannya sejak ruh kembali ke tubuh, setelah semalaman tanpa sadar di alam bawah sadar.

Baca Juga: Bandara untuk Mobil Terbang Mulai Disiapkan di Inggris

Usia yang dimiliki setiap makhluk khususnya manusia merupakan anugerah, yang karenanya segala puja-puji atas anugerah yang diberikan, direalisasikan dengan memanfaatkannya melalui kegiatan yang positif. Pada dasarnya, kehidupan merupakan suatu kesempatan untuk mencapai keberhasilan bagi orang yang menghendaki keberhasilan.

Kemuliaan kehidupan terletak pada kesehatan. Tiada yang lebih indah bagi setiap anak manusia, saat kesehatan dimiliki. Tanpa rasa bosan, seluruh anggota badan bersamaan dengan tulang dan otot-otot bergerak secara sinkron melakukan kegiatan yang diinginkan. Setiap Muslim pada saat tertentu akan bernagkat dari setiap penjuru guna menunaikan kewajiban berdasarkan kemampuan dan kecintaannya.

Mungkin kita bisa melihat dan menelaah ucapan Rasulullah,”Dan Dia telah mengizinkanku untuk mengingat nama-Nya.” Etika penghambaan seorang yang merasa lemah di hadapan Rob-Nya.

Diri-Nya berdoa di pagi dan Sore, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesehatan di dunia dan akhirt. Ya Allah, aku memohon ampunan dan kesehatan kepada-Mu di dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan harta bendaku. Ya Allah, lindungilah auratku dan tenteramkan hatiku. Ya Allah, lindungilah aku dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri dan dari atas, serta aku berlindung dengan keagungan-Mu dari pembunuhan dari bawah.

Baca Juga: Bamusi : Bung Karno Sering Minta Nasihat Para Ulama NU

Hati Nabi mulia ini senantiasa bergelora dengan perasaan penghormatan dan pengagungan kepada karunia Allah sejak pagi dan menerjemahkan dengan kalimat-kalimat menakjubkan.

“Ya Allah, pada waktu pagi aku tidak akan mendapati nikmat atau seorang-pun dari ciptaan-Mu, hanya dari-Mu satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu segala puji untukm-Mu segal syukur.”

“Ya Allah, aku mendapat karunia pagi dari-Mu dengan penuh kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan. Maha sempurnakanlah nikmat, kesehatan, dan perlindungan-Mu atasku di dunia dan akhirat.”

Pada dasarnya manusia hidup dalam kegelapan yang hakiki ataupun khayali. Dan dia akan sangat sedih ketika menyadari bahwa ternyata akal yang cerdik tidak dapat melihat jauh melalmpaui dinding-dinding kegelapan. Sedangkan hati yang dipenuhi kesedihan tidak dapat merasakan apa-apa kecuali kegelapan dan kesempitan.

Rasulullah mengenal Tuhannya dengan baik, dengan mengingkari pernyataan yang sangat menyedihkan tersebut melalui perkataannya. “Tidaklah pagi datang kepada para hamba kecuali ada seorang penyeru yang menyerukan; “Maha Suci Raja Yang Paling Suci.”

Baca Juga: Peduli Sesama, Relawan Teladanku Bentuk 1000 Dermawan Bantu Anak Kebutuhan KhususBaca Juga: Peduli Sesama, Relawan Teladanku Bentuk 1000 Dermawan Bantu Anak Kebutuhan Khusus

Al Ghazali mengatakan, adapun berbagai variasi yang dilakukan Muhammad SAW dalam berdzikir merupakan dasar dari kekhusyukan dan kedalamannya dalam berdzikir, serta menggabungkan penglihatannya terhadap Yang Maha Agung.

“Bahwa hati Muhammad SAW itu sendirilah yang menyeru dengan seruan yang menakutkan manusia, agar mereka menyobek tabir-tabir kelalaian dan agar mereka bertobat kepada Raja Yang Maha Suci,” ujar Al Ghazali.

“Sepanjang pengamatan yang saya lakukan, bahwa doa dan permohonan merupakan suatu keharusan, lebih-lebih ketika hati terasa sakit dan keterkaitannya dengan Allah sudah mulai lemah. Pengaruh doa sangat besar dan kuat bagi manusia dalm proses pengenalan kepada Tuhannya, serta dalam melihat makna-makna As-maul Husna,” pungkasnya.

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler