Cinta Membawa Junaid Al Baghdadi Menjadi Imam Besar

- 27 Februari 2021, 20:20 WIB
Imam Junaid Al Baghdadi
Imam Junaid Al Baghdadi /Istimewa/

Baca Juga: 'Selamat Hari Istiqlal'! Masjid Istiqlal Tempat Bersatunya Umat Islam 

"Dekatkanlah aku kepada telingamu. Dengarkan kata-kataku. Aku tahu bahwa tidak mungkin bagiku untuk memenangkan pertarungan ini. Aku adalah seorang Sayyid, keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Anak-anakku sedang kelaparan di rumah. Apakah engkau siap untuk mengorbankan namamu, kehormatan dan posisimu untuk cinta pada Nabi Allah dan kehilangan pertarungan ini karenaku?," bisik yang Pria Tua.

"Jika engkau melakukan hal ini, aku akan dapat mengumpulkan uang hadiahnya dan dengan demikian memiliki sarana untuk memberi makan anak-anakku dan aku sendiri dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun penuh. Aku akan dapat menyelesaikan pembayaran semua hutangku dan di atas semuanya, Rasulullah ﷺ akan senang/ridha dengan engkau. Apakah engkau, wahai Junaid, tidak bersedia mengorbankan kehormatanmu demi anak-anak cucu Rasulullah?" lanjutnya.

Junaid al-Baghdadi berpikir sejenak, "Toyyib, hari ini aku memiliki kesempatan yang sangat baik."

Akhirnya dengan tampilan yang bersemangat Junaid al-Baghdadi menunjukkan beberapa manuver, menunjukkan kemahiran bergulatnya sehingga Raja tidak menduga ada konspirasi apapun. Junaid dengan kemahiran yang luar biasa, tak mempergunakan kekuatan penuhnya mampu membuat dirinya sendiri terjatuh, ditindih orang tua itu.

Baca Juga: Menguak Relevansi Regulasi Zakat Nasional dalam Pengelolaannya

MasyaAllah Tabarakallah. Dengan kerendahan hatinya, Junaid pun memproklamirkan akan kekalahannya. Sehingga ia memberikan hak kepada orang tua itu sebagai pemenang dan meraih hadiahnya.

Cerita ini teenyata berlanjut, saat Junaid tidur di malam hari. Dalam mimpinya, Nabi Muhammad ﷺ yang mendatanginya dengan ujaran yang tak disangkanya.

"Duhai Junaid, engkau telah mengorbankan kehormatanmu, ketenaranmu yang telah diakui di seantero negeri. Nama dan posisi yang digembar-gemborkan di seluruh penjuru Baghdad bertukar demi ekspresi cintamu untuk anak-anakku yang kelaparan. Pada hari ini dan abadi untuk seterusnya, namamu akan tercatat dalam daftar Auliya' (wali Allah)," kata sang Nabi dalam mimpinya.

Setelah itu, pegulat besar ini berhasil belajar untuk mengalahkan nafsunya dan menjadi salah satu Waliyullah paling terkemuka pada masanya.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah