Cinta Membawa Junaid Al Baghdadi Menjadi Imam Besar

- 27 Februari 2021, 20:20 WIB
Imam Junaid Al Baghdadi
Imam Junaid Al Baghdadi /Istimewa/

ARAHKATA - Tidak selamanya seorang yang menjadi rujukan bagi banyak orang, mengawali kehidupannya dari perjalanan yang sesuai dengan keadaanya yang diketahui. Siapa nyana dan sangka, Imam Junaid al-Baghdadi di masa mudanya merupakan seorang pegulat dengan badan yang kekar. Kala itu, gulat menjadi mata pencahariannya dalam menunjang kehidupan. Cinta telah membawanya kepada hal-hal yang tak pernah ada dalam benaknya selama ini.

Di waktu mudanya Imam Junaid al-Baghdadi adalah seorang yang memiliki badan kekar dan menunjang hidupnya dengan cara bermata pencaharian sebagai pegulat profesional. Cinta terhadap gulat dan kebuyuhan hidup menjadikan Junaid dikenal masyarakat Baghdad kala itu. Dan seperti biasa, setiap tahunnya diadakan kontes gulat oleh Penguasa Baghdad.

"Hari ini, Junaid Baghdadi (juara bertahan) akan menunjukkan keahliannya sebagai pegulat, apakah ada orang yang berani menantangnya?," umum Penguasa Baghdad dalam sebuah cerita.

Baca Juga: Doa Jatuh Cinta, Pandangan Cinta Dalam Ajaran Islam 

Namun, tanpa diduga, seorang pria tua, berdiri dengan leher gemetar.

"Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang dia," kata sang Pria Tua.

Siapapun yang menyaksikan adegan ini tidak bisa menahan diri, mereka meledak tertawa dan bertepuk tangan. Raja pun sudah terikat oleh aturan hukum. Dia tidak bisa menghentikan seseorang yang dari kehendak bebasnya sendiri ingin memasuki pertarungan.

Orang tua itu diberi izin untuk memasuki ring. Ia berusia sekitar 65 tahun. Ketika sang juara bertahan Junaid al-Baghdadi memasuki ring, dirinya tercengang sebagaimana Raja dan semua penonton yang hadir. Semua memiliki pikiran yang sama.

Bagaimana mungkin orang tua ini akan mampu melawan dan menang?" Orang tua itu berjabat tangan dengan Imam Junaid dan dengan suara lirih.

Baca Juga: 'Selamat Hari Istiqlal'! Masjid Istiqlal Tempat Bersatunya Umat Islam 

"Dekatkanlah aku kepada telingamu. Dengarkan kata-kataku. Aku tahu bahwa tidak mungkin bagiku untuk memenangkan pertarungan ini. Aku adalah seorang Sayyid, keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Anak-anakku sedang kelaparan di rumah. Apakah engkau siap untuk mengorbankan namamu, kehormatan dan posisimu untuk cinta pada Nabi Allah dan kehilangan pertarungan ini karenaku?," bisik yang Pria Tua.

"Jika engkau melakukan hal ini, aku akan dapat mengumpulkan uang hadiahnya dan dengan demikian memiliki sarana untuk memberi makan anak-anakku dan aku sendiri dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun penuh. Aku akan dapat menyelesaikan pembayaran semua hutangku dan di atas semuanya, Rasulullah ﷺ akan senang/ridha dengan engkau. Apakah engkau, wahai Junaid, tidak bersedia mengorbankan kehormatanmu demi anak-anak cucu Rasulullah?" lanjutnya.

Junaid al-Baghdadi berpikir sejenak, "Toyyib, hari ini aku memiliki kesempatan yang sangat baik."

Akhirnya dengan tampilan yang bersemangat Junaid al-Baghdadi menunjukkan beberapa manuver, menunjukkan kemahiran bergulatnya sehingga Raja tidak menduga ada konspirasi apapun. Junaid dengan kemahiran yang luar biasa, tak mempergunakan kekuatan penuhnya mampu membuat dirinya sendiri terjatuh, ditindih orang tua itu.

Baca Juga: Menguak Relevansi Regulasi Zakat Nasional dalam Pengelolaannya

MasyaAllah Tabarakallah. Dengan kerendahan hatinya, Junaid pun memproklamirkan akan kekalahannya. Sehingga ia memberikan hak kepada orang tua itu sebagai pemenang dan meraih hadiahnya.

Cerita ini teenyata berlanjut, saat Junaid tidur di malam hari. Dalam mimpinya, Nabi Muhammad ﷺ yang mendatanginya dengan ujaran yang tak disangkanya.

"Duhai Junaid, engkau telah mengorbankan kehormatanmu, ketenaranmu yang telah diakui di seantero negeri. Nama dan posisi yang digembar-gemborkan di seluruh penjuru Baghdad bertukar demi ekspresi cintamu untuk anak-anakku yang kelaparan. Pada hari ini dan abadi untuk seterusnya, namamu akan tercatat dalam daftar Auliya' (wali Allah)," kata sang Nabi dalam mimpinya.

Setelah itu, pegulat besar ini berhasil belajar untuk mengalahkan nafsunya dan menjadi salah satu Waliyullah paling terkemuka pada masanya.

Laa haula walaa quwwata illa billah.

Sumber : Kitab "Tajalliyat al-Jadzb" karya asy-Syaikh Muhammad Hakim Akhtar.

اللهم ارزقنا محبة اهل البيت
Ya Allah jadikanlah semua ummat Islam sebagai pecinta-pencinta keluarga Nabi Muhammad SAW.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah