Inovasi Baru Deteksi Dini Endotoksin Penyebab Sepsis yang Bahayakan Nyawa

- 25 September 2023, 00:19 WIB
Sepsis adalah kondisi paska septik syok, itu pun berkategori darurat medis yang mengancam jiwa.
Sepsis adalah kondisi paska septik syok, itu pun berkategori darurat medis yang mengancam jiwa. /pexels/pixabay/

ARAHKATA - Baru-baru ini telah dikembangkan metode inovatif yang dinyatakan sangat cepat untuk mendeteksi endotoksin berbahaya yang dihasilkan oleh bakteri Gram negatif, sehingga dapat meningkatkan keamanan bagi pasien dan juga dapat mencegah kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial, yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit.

Endotoksin sangat penting dideteksi dengan sangat cepat karena merupakan pemicu kuat terjadinya sepsis yang menurut Prof. Maksum Radji, dosen Prodi Farmasi FIKES Universitas Esa Unggul hal demikian sangat berbahaya mengancam jiwa seseorang.

“Sepsis adalah kondisi klinis berat yang dapat mengancam jiwa seseorang, akibat terinfeksi oleh mikroorganisme, termasuk oleh bakteri Gram negatif. Pada patogenesisnya, mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam tubuh seseorang dapat melepaskan endotoksin secara sistemik, sehingga masuk ke dalam berbagai organ tubuh penderita melalui peredaran darah,” ungkapnya kepada Arahkata, Sabtu 23 September 2023.

Baca Juga: Melihat Terobosan Operasi Bypass Jantung Koroner RS EMC Cikarang

Maksum juga menjelaskan wendotoksin berasal dari senyawa Lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen dinding sel bakteri Gram negatif yang menjadi salah satu pemicu utama terjadinya sepsis dan sindrom syok septik, serta dapat menyebabkan kegagalan multi organ tubuh.

“Lipopolisakarida (LPS), merupakan molekul yang terdapat pada membran luar dinding sel bakteri Gram negatif. Senyawa ini dapat memicu respons imun yang tidak terkontrol dan berlebihan, sehingga dapat menyebabkan demam dan peradangan,” katanya.

Selama ini sindrom sepsis ini sulit untuk didiagnosis yang masih berdasar gejala klinik berupa peradangan yang berkaitan dengan infeksi. Namun tanda-tanda klinik ini umumnya dapat terjadi pada pasien yang kritis karena berbagai penyebab lainnya.

Baca Juga: IDAI Semarang Bantah AMDK Galon Polikarbonat Sebabkan Gangguan Kelenjar Prostat Janin dan Diabetes

“Oleh karena itu, terdapat kebutuhan yang mendesak akan adanya biomarker atau penanda spesifik yang berkaitan dengan penyebab sepsis yang disebabkan oleh endotoksin,” jelasnya.

Prof. Maksum menuturkan bahwa pengembangan metode deteksi inovatif terbaru didasarkan pada cara deteksi cepat dan spesifik terhadap keberadaan Lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen penting pada dinding sel bakteri Gram negatif yang bersifat endotoksin.

Inovasi dari peneliti Uiversitas Sophia Jepang yang telah dipublikasikan pada the journal Analytical Chemistry, pada tanggal 31 Juli, 2023 yang lalu itu dapat mendeteksi endotoksin dalam hitungan menit, sehingga dapat diaplikasikan dalam pengujian di rumah sakit ataupun pada fasilitas industri sediaan farmasi.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan di Tengah Polusi Udara yang Semakin Buruk

Prof. Maksum menambahkan bahwa keunggulan metode baru ini adalah kecepatannya. Menurut tim peneliti yang mengembangkan metode ini, hanya diperlukan waktu sekitar satu menit mulai dari pengumpulan sampelnya hingga hasil analisisnya, dan dapat mendeteksi sebanyak 36 sampel tiap jam.

Saat ini para peneliti telah berancang-ancang untuk mengembangkan suatu sistem deteksi endotoksin secara online yang dapat dipasang  di lokasi-lokasi tertentu misalnya di ruang produksi sediaan farmasi, di samping tempat tidur pasien rumah sakit, dan di unit perawatan intensif.

Baca Juga: Apa Itu Fistula Ani dan FiLAC Teknologi Aman Tidak Lagi Mengerikan?

Hal tersebut guna memantau konsentrasi endotoksin baik pada darah pasien yang terinfeksi, ataupun pada ruang produksi sediaan farmasi. Dengan demikian, melalui metode deteksi cepat ini ancaman endotoksin yang dapat menyebabkan pasien dalam kondisi kritis dapat diminimalkan.

“Menjadikan rumah sakit lebih aman dari terjadinya infeksi nosokomial, yang umumnya disebabkan oleh bakteri Gram negatif, serta dapat meningkatkan kecepatan diagnostik penyakit infeksi bakteri,” pungkasnya.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah