Munculnya ChatGPT Dikhawatirkan Ancam Keamanan dan Keselamatan

29 Juni 2023, 23:24 WIB
Benarkah Chat GPT bisa membantu pelajar SD, SMP, dan SMA untuk mengerjakan PR? Bagaimana caranya? /Instagram/kiddaan

 

ARAHKATA - Munculnya Chat GPT yang didukung teknologi kecerdasan buatan atau AI telah menimbulan dua respons yang berbeda, antara senang dan takut. Sekarang, survei terbaru menunjukkan bahwa kekecewaan terhadap ChatGPT mencapai titik tertinggi baru.

Menurut survei Malwarebytes yang dilansir dari Digitaltrends, Kamis, 29 Juni 2023, 81% responden mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap risiko keamanan dan keselamatan yang mungkin ditimbulkan oleh ChatGPT.

Temuan ini sangat mencolok dan menunjukkan bahwa kekhawatiran orang-orang terhadap potensi tindakan jahat yang dapat dilakukan oleh chatbot OpenAI semakin meningkat.

Baca Juga: Ichiran Ramen Hadirkan Ramen Halal Di Indonesia

Malwarebytes meminta pelanggan mereka untuk menanggapi pernyataan "Saya prihatin dengan kemungkinan risiko keamanan dan/atau keselamatan yang ditimbulkan oleh ChatGPT" dalam buletin mereka, dan 81% responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Selain itu, 51% responden tidak setuju dengan pernyataan "ChatGPT dan alat AI lainnya akan meningkatkan keamanan Internet," sementara hanya 7% yang setuju. Hal ini menunjukkan kekhawatiran yang luas terhadap dampak ChatGPT terhadap keamanan online.

Tidak hanya kekhawatiran terkait keamanan, ketidakpuasan terhadap chatbot AI juga meluas ke masalah lainnya. Hanya 12% responden yang setuju dengan pernyataan "Informasi yang dihasilkan oleh ChatGPT akurat", sedangkan 55% responden tidak setuju. Sebanyak 63% responden tidak mempercayai respons yang diberikan oleh ChatGPT, hanya 10% yang menganggapnya dapat diandalkan.

Baca Juga: Temuan BPK di Kemendikbud, Ada Pendapatan Tak Disetor ke Kas Negara

Ketika Malwarebytes menanyakan pendapat pembaca mereka tentang pernyataan "Bekerja pada ChatGPT dan alat AI lainnya harus dihentikan sementara sampai ada peraturan yang ditetapkan", 52% responden setuju, sedangkan hampir 24% responden lainnya tidak setuju.

Seruan dari publik ini juga mendapat dukungan dari beberapa surat terbuka yang ditulis oleh para pemimpin teknologi terkemuka yang menyerukan penghentian pengembangan chatbot AI karena "risiko berskala besar".***



Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler