Contoh: guru mengucapkan “kelinci melompat, sambil memperagakan gerakannya”.
Kedua, anak mempraktekkan gerakan tanpa dicontohkan terlebih dahulu.
Contoh: guru mengucapkan “burung terbang”, lalu anak merespon dengan memperagakan burung terbang tanpa dicontohkan oleh guru.
Pada tahap tersebut guru harus membangun suasana nyaman serta kreatif agar anak-anak yang mengikuti pembelajaran tidak secara terpaksa dan dapat merasa senang.
Baca Juga: PT KAI Batalkan Perjalanan Jarak Jauh Surabaya-Jakarta
Selain itu, peran guru sangat penting dalammetode TPR ini agar memicu makna pada perkembangan anak sebagai berikut:
Merencanakan, guru berperan memberi petunjuk, dan mengatur alur permainan, kemudian anak menanggapi petunjuk tersebut.
Memberikan umpan balik, menanggapi secara positif gerakan yang benar, hal ini dapat memperkuat pembelajaran. TPR akan lebih efektif jika diikuti dengan permainan, lagu, cerita, atau demonstrasi.
Dorong anak-anak untuk mengenali dan menanggapi petunjuk dan gerakan sederhana, seperti; mengangkat tangan, berdiri, duduk, melambaikan tangan, dan sebagainya.
Lakukan dengan menggunakan bahasa sederhana, yaitu ucapkan kata-kata yang dapat pahami dan ditiru oleh anak-anak, misalnya: kelinci, kucing, besar, kecil, duduk, berdiri, dan kosa kata lainnya yang mudah dipahami oleh anak. Biasanya mereka suka tema, binatang, kendaraan, kondisi cuaca, dan sejenisnya.***