Kalau Pancasila menginginkan inklusi politik, budaya, ekonomi, imajinasi, masih kata Yudi, orang yang marginal secara budaya, seolah-olah problem yang menyangkut toleransi itu titik bekalnya lebih pada toleransi yang bersifat keagamaan. Bersifat mungkin kultura.
"Tetapi mereka yang marginal secara ekonomi, imajinasi, tentang toleransi, bisa mendapatkan kesempatan kerja. Sehingga yang diperjuangkannya adalah keadilan seperti itu, bagi mereka yang marginal secara politik," imbuhnya.
Baca Juga: Trik Bisa Booyah Untuk Main Free Fire
Berasal Dari Budaya Nusantara
Pancasila itu digali dari berbagai budaya di pelosok masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada pada Pancasila tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia. Pancasila dapat dipakai sebagai pedoman agar dalam menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan organisasi atau kegiatan investasi, masing-masing secara bertanggung jawab agar tidak selalu diingatkan.
Apapun kegiatan yang dilakukan setiap orang tidak boleh melupakan kepentingan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Wahyu Tri Setyobudi, Peneliti Transformasi Strategi dan Inovasi PPM Manajemen menjelaskan, kenapa kita harus merawat Pancasila? Karena ibarat pohon yang baik, bibit yang baik, bisa jatuh ke tanah yang keras atau bisa jatuh di tanah yang subur.
"Kalau jatuh di tanah keras, pohonnya bisa hidup atau tidak? Ya bisa, tapi harus disiangi, diberikan humus, disirami, disitu ada usaha. Pancasila itu tidak take it for granted, dia selalu menghadapi tantangan dinamis yang datangnya itu dari lingkungan luar maupun dalam. Maka dari itu Pancasila itu harus dirawat dari hati yang tidak bersifat mekanistik. Merawat itu ada unsur emosionalnya karena disitu ada keterlibatan hati di dalam merawat. Pancasila tanpa dirawat bisa tergerus oleh zaman," paparnya.
Baca Juga: Tips Memilih Nama Toko Online yang Menarik untuk Bisnis Anda
Menjawab menjaga Pancasila diberangkatkan modern yang dapat dia jalankan, Yudi menjelaskan, kalau ingin mengembangkan Pancasila secara holistik, paling tidak memerlukan secara serempak kebudayaan dan ranah peradaban. Peradaban itu ditentukan oleh tata nilai, mental spiritual, karakte, tata kelola oleh kebijakannya kesejahteraan material teknologi.