ARAHKATA - Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud Ristek Zulfikri Anas menilai saat ini sudah tidak zamannya lagi pembelajaran model ceramah oleh guru sesuai apa yang ada di dalam buku.
"Siswa harus diberi pengalaman nyata. Pembelajaran ceramah seperti yang akan di buku sudah tidak saatnya lagi," kata Zulkifri saat sosialisasi "Kurikulum Merdeka Belajar Sebagai Opsi Pemulihan Pembelajaran," di Semarang, dikutip ArahKata.com Sabtu, 17 Desember 2022.
Menurut dia, kurikulum Merdeka melanjutkan apa yang sudah baik dari kurikulum sebelumnya yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Baca Juga: Tetap Nomor Urut 1, PKB Targetkan 14 Juta Suara dan 100 Kursi DPR
Ia menjelaskan siswa jangan selalu dituntun, namun harus membiasakan cara berpikir mereka untuk menemukan sesuatu yang baru.
Dalam kurikulum Merdeka, kata dia, penilaian terhadap minat anak dilakukan sejak awal, pertengahan, hingga akhir.
"Penilaian awal untuk mengetahui anak butuh apa," katanya.
Baca Juga: Tips Menjadi Pembeli yang Cerdas Saat Belanja Online
Dalam kurikulum Merdeka, lanjut dia, beban administrasi guru akan dikurangi sehingga mereka bisa berfokus pada siswa.