Setujui Vaksin Pfizer Jadi Booster ke Lansia, Ini Efek Sampingnya

24 September 2021, 13:47 WIB
Ilustrasi Jadwal Vaksin Pfizer di Jakarta Rabu 22 September 2021, Cek Lokasinya Di sini /pexels.com/Nataliya Vaitkevich/

ARAHKATA - Vaksin Pfizer sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) aman menjadi suntikan booster untuk sekelompok orang.

Per Rabu 22 September 2021 lalu, orang-orang lanjut usia (lansia) 64 tahun ke atas dan di atas 18 tahun yang berisiko parah saat COVID-19 sudah bisa mendapatkan vaksin ini.

"Individu berusia 18 hingga 64 tahun yang sering terpapar SARS-CoV-2 di institusi atau pekerjaan menempatkan mereka pada risiko tinggi komplikasi serius, termasuk kategori terpapar COVID-19 parah," jelas FDA dalam rilis resminya yang dikutip Arahkata pada Jumat 24 September 2021.

Baca Juga: Indonesia Kembali Kedatangan 2 Juta Dosis Vaksin Sinovac

Persetujuan vaksin booster hanya diberikan pada vaksin Pfizer. Mereka yang disuntik booster setidaknya memiliki jarak enam bulan pasca vaksinasi dosis lengkap.

"Setelah mempertimbangkan totalitas bukti ilmiah yang tersedia dan pertimbangan komite penasihat kami yang terdiri dari pakar eksternal independen, FDA mengubah EUA untuk Vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 untuk memungkinkan dosis booster pada populasi tertentu seperti pekerja perawatan kesehatan , guru dan staf penitipan anak, pekerja grosir dan mereka yang berada di tempat penampungan tunawisma atau penjara, antara lain," kata Penjabat Komisaris FDA dr Janet Woodcock.

Baca Juga: Indonesia Kedatangan Vaksin Pfizer dari Pemerintah AS

Persetujuan ini juga mempertimbangkan data kemanjuran vaksin Pfizer di dunia nyata dalam studi internasional CDC, Inggris, dan Israel.

Studi menilai respons imun dari sekitar 200 peserta berusia 18 hingga 55 tahun yang menerima dosis vaksin booster pasca enam bulan vaksinasi lengkap.

Respons antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 satu bulan setelah dosis booster vaksin dibandingkan dengan respons satu bulan setelah dua dosis pada individu yang sama, menunjukkan respons imun dari vaksinasi booster amat baik.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Moderna dan Pfizer untuk Umum Tersedia di Faskes Jakarta

Keamanan vaksin booster juga dievaluasi pada 306 peserta berusia 18 hingga 55 tahun dan 12 peserta berusia 65 tahun ke atas yang diikuti selama rata-rata lebih dari dua bulan.

Efek samping yang paling sering dilaporkan peserta uji klinis yang menerima vaksinasi booster adalah:

- Nyeri
- Kemerahan
- Pembengkakan di tempat suntikan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau sendi
- Menggigil.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler