Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Mewabah, Ini Penjelasan Mentan

11 Mei 2022, 15:01 WIB
Ilustrasi penyakit misterius /PEXESL/CDC

ARAHKATA - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

Saat ini PMK sedang mewabah dan kasus pertama kali ditemukan di Jawa Timur.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berharap PMK yang mewabah ini berada pada level yang ringan dengan tingkat resiko rendah sehingga jenis PMK ini dapat ditangani secara cepat.

Baca Juga: Waspada! Tingkat Kematian Penyakit ini 99,9 Persen

“Hari ini kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi mudah - mudahan PMK ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pasa hewan rendah” Selasa, 10 Mei 2022.

Meski penyakit itu terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak beresiko terhadap kesehatan manusia.

Selain diperkuat oleh pernyataan Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu, Syahrul juga kembali menegaskan bahwa kasus PMK ini tidak berbahaya bagi manusia.

Baca Juga: Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak Mewabah, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

“Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak beresiko pada kesehatan manusia,untuk itu kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini” jelasnya.

Senada dengan Mentan Syahrul, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengatakan hasil laboratorium menunjukan beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah.

“Alhamdulillah sampai hari ini kematian sangat rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini” bebernya.

Baca Juga: Duh! Irak Diterjang Badai Pasir, Warga Terkena Penyakit Pernapasan

Melalui pendataan dan pemantauan dilapangan, Nasrullah menyebut bahwa jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi sakit PMK sebanyak 200 ekor, mati 4 ekor dan sembuh 12 ekor.

Meski perlu diperkuat dengan hasil laboratorium lanjutan, Ia menyebut angka ini menunjukan tingkat keganasan virus PMK berada pada level yang rendah.

Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing masing daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten. Ia berharap upaya yang dilakukan ini dapat mencegah kepanikan masyarakat.

Baca Juga: Cegah Penyakit Kronis! Simak 7 Manfaat Aprikot untuk Kesehatan

“Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat, sudah ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan” jelasnya.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler