ProDem Kecam Pernyataan Menteri Politisir Hasil TGIPF Tragedi Kanjuruhan

17 Oktober 2022, 15:45 WIB
Penyaluran bantuan korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan dari Forum Solidaritas Pakis Bersatu. /dok. Forum Solidaritas Pakis Bersatu

 

ARAHKATA - Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Sekjend Prodem) Mujib Hermani mengecam Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Saat membacakan laporan hasil Investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) beberapa waktu lalu.

Ia menganggap apa yang disampaikan Mahfud MD itu cenderung mempolitisir rekomendasi TGIPF. Akibatnya dia menilai hal itu menambah kisruh penyelesaian tragedi kemanusiaan Kanjuruhan.

Baca Juga: Dilantik Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono Fokus Atasi 3 Masalah Utama Jakarta

Menurutnya, jika tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022, lalu bukanlah kerusuhan antar supporter, tetapi tindak kekerasan berlebihan yang dilakukan oleh oknum  Polri dan TNI.

Disebutkan jika penyebab kematian yang utama para korban diduga kuat karena penembakan gas air mata yang  berakibat penonton panik saling berhimpitan, berdesakan ingin keluar .

“Mahfud MD Sebagai ketua TGIPF harusnya meneruskan penyelidikan tindak.pidana terhadap orang yang diduga kuat terlibat.Karena mereka.harus bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan itu," kata Sekjen ProDem Yang kerap disapa Mujib dikutip ArahKata.com Senin, 17 Oktober 2022.

Baca Juga: Polres Sampang Benarkan Penangkapan Terduga Teroris

Mujib juga menyayangkan pernyataan  Menkopolkam itu  yang meminta pengurus dan  ketua PSSI untuk mundur. Harusnya sebagai tanggung jawab moral, Dialah yang harus mundur karena gagal mengemban tugas sebagai menteri atas tewasnya ratusan orang di stadion Kanjuruhan.

"Saya melihat, Mahfud  sudah gagal mengemban jabatan sebagai Menkopolhukam, salah satunya tugasnya di Papua, sudah begitu banyak rakyat dan aparat menjadi korban KKB. Janganlah cari panggung politik modal maju Cawapres 2024 di tragedi kemanusiaan Kanjuruhan ini. ProDEM masih ingat kok Mahfud MD gagal maju menjadi Cawapres tahun 2019, saat itu panggung deklarasi sudah disiapkan di Tugu Proklamasi," ungkapnya.

Ia khawatir, dengan pernyataan Mahfud MD yang blunder itu akan berdampak  pemberian sanksi oleh Federasi sebab bola dunia ( FIFA) untuk Indonesia.

Baca Juga: Komisi Yudisial Turut Mengawasi Sidang Ferdy Sambo dkk

Sehingga FIFA melarang Timnas maupun Klub Indonesia mengikuti kompetisi internasional, bahkan anggota dan ofisial PSSI tidak bisa mengikuti program pengembangan, kursus, atau Latihan dari FIFA dan AFC.

Mujib mengingatkan, jika Indonesia pernah disanksi pada  30 Mei 2015 silam, lantaran blundernya Menteri Pemuda dan Olahraga yang saat itu intervensi ke PSSI.

Sebagai pencinta sepak bola, ia berharap tidak ingin dunia.sepak.bola di Indonesia kembali dihukum oleh FIFA.

Baca Juga: Anies-AHY Satu Meja Bersama SBY, JK dan Surya Paloh, Rapat Penting Apa?

“Toh, FIFA sudah memberikan rekomendasi salah satunya adalah perbaikan infrastruktur, menata ulang prosedur pertandingan dan peningkatan standar kemanan." Tegas pria kelahiran pulau Sumbawa itu.

Terkahir, atas tragedi Kanjuruhan  ProDem meminta kepada Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan Pro Justitia atas meninggalnya 131  supporter aremania dalam.pwristiwa tersebut.

"Negara wajib memberikan Jaminan sosial, Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kematian kepada seluruh korban. Stop politisir tragedi kemanusian Kanjuruhan hanya untuk memenuhi hajat politik di 2024”. Pungkas Mujib.

 Baca Juga: Sidang Perdana Pembacaan Dakwaan Ferdy Sambo Dikawal Ratusan Petugas Polisi

Seperti diberitakan sebelumnya Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan  Mahfud MD telah mengumumkan hasil investigasi atas  peristiwa  meninggalnya 131 orang dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

Dari salah satu hasil kesimpulan TGIPF adalah pemerintah tidak bisa mengintervensi otoritas sepak.bola Indonesia atau PSSI, Namun, sudah sepatutnya ketua umum PSSI dan jajaran komite eksekutif untuk mengundurkan diri.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler