Saudi Siap Akhiri Invasi ke Yaman? Sambutan Menlu Arab Kontradiktif

- 24 Januari 2021, 11:54 WIB
Ilustrasi Perang Arab Saudi-Yaman
Ilustrasi Perang Arab Saudi-Yaman /Arahkata/

ARAHKATA – Arab Saudi yang diketahui sejak Maret 2015 telah melakukan invasi militernya terhadap negara Yaman, mengungkapkan siap mengakhiri invasi dengan alasan yang diungkapkan oleh menlu Saudi berkaitan dengan ketakutan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Al Saud akan dampak berlanjutnya perang.  

Al Saud memulai perang di era pemerintahan Barack Obama di AS dan melanjutkan perangnya ini di periode Presiden Donald Trump tanpa ada represi asing. Amerika memiliki saham besar di tragedi kemanusiaan besar Yaman dan di sisi lain, dukungan Washington terhadap kejahatan Al Saud membuat klaim AS soal sikapnya yang mendukung nilai-nilai dan norma HAM secara praktis dipertanyakan.

Namun, kebijakan yang diambil di masa pemimpin sebelumnya, sepertinya pemerintahan baru Amerika ingin memulihkan citranya yang tercoreng dan sekaitan dengan ini ada potensi jika Gedung Putih merevisi kebijakan Washington terkait perang di Yaman. Salah satu jubir Kemenlu AS mengatakan, departemen ini mulai mengkaji pelabelan teroris Ansarullah oleh pemerintahan AS terdahulu. Menurutnya Deplu AS tengah mempercepat pembahasan masalah ini sehingga dapat mengambil keputusan terkait isu tersebut.

Dilansir dari Parstoday, Gary Sick, dosen Universitas Colombia dan anggota Dewan Keamanan Nasional AS di pemerintahan Gerald Ford, Jimmy Carter dan Ronald Reagen mengatakan, Joe Biden menentang keras ide perang terhadap Yaman dan kini berencana mengakhiri perang ini. Gary Sick menekankan, jika Amerika, Inggris dan Perancis memutus dukungan logistiknya kepada Arab Saudi, Riyadh tidak akan mampu memelihara jet tempur dan peralatan perangnya, serta negara ini akan kesulitan dan tidak akan mampu bertahan lama.

Baca Juga: Amankan Pelantikan Joe Biden, 2000 Pasukan Garda Nasional Amerika Positif Covid

"Kelompok Houthi harus bertanggung jawab atas situasi yang terjadi di Yaman, tetapi operasi militer yang dilakukan (Arab Saudi) juga turut menjadi salah satu faktor. Maka dari itu kami harus segera menghentikan dukungan," kata calon Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam rapat di hadapan Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS di Washington, sebelum diangkat menjadi Menteri seperti dilansir AFP, Kamis 21 Januari 2021.

Mengingat berbagai pandangan terkait potensi perubahan kebijakan Amerika di perang Yaman, Arab Saudi ketakutan akan berlanjutnya perang dan eskalasi represi global terhadap Riyadh serta menlu negara ini menyatakan kesiapan negaranya untuk mengakhiri perang.

Isu lain adalah menlu Arab Saudi mengklaim bahwa Koalisi Arab tidak menjadi penghalang gencatan senjata di Yaman, tapi justru Ansarullah yang merupakan kendala utama bagi kesepakatan gencatan senjata di negara yang dilanda perang ini. Ia juga memuji dan membela langkah Mantan presiden AS Donald Trump yang mencantumkan Ansarullah di list kelompok teroris di akhir masa jabatannya.

Baca Juga: Banksasuci Minta Pemkab Tutup TPS Liar dan Lapak Pembakaran Limbah Ban

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x