KSPSI Pahami Bila Gubernur DKI Banding Soal Putusan Upah PTUN

27 Juli 2022, 23:53 WIB
Buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) membentangkan spanduk Sepultura saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

ARAHKATA - Sengkarut UMP DKI yang dinaikkan Gubernur DKI 5,1% pada 2022 dan digugat APINDO DKI agar naiknya 0,85% saja hampir sampai pada kesimpulan.

Putusan PTUN agar Gubernur membatalkan keputusannya dan memerintahkan Gubernur merujuk ke Dewan Pengupahan yang naiknya 3.57% harus diputuskan apakah Gubernur banding atau tidak paling lambat tanggal 29 Juli ini.

Baca Juga: Ternyata Ini Tujuan RM BTS Bikin Akun Instagram

Ketua Umum DPP KSPSI Jumhur Hidayat mengatakan bisa memahami argumen-argumen baik yang menghendaki banding ataupun tidak, dikutip ArahKata.com, Rabu, 27 Juli 2022.

Bila tidak banding, maka upah yang berlaku harus turun menjadi seperti usulan Dewan Pengupahan 3,57% namun di sisi lain ada pengakuan dari Hakim PTUN bahwa UU Cipta Kerja dan PP 36 tentang Pengupahan tidak digunakan dan bisa menjadi acuan untuk tahun-tahun berikutnya.

Baca Juga: Polri Sita 56 Unit Kendaraan Terkait Kasus ACT

Memang tidak ada kepastian bila Pejabat Gunernur pengganti Anies Baswedan akan menggunakan rujukan PTUN itu.

"Memang hampir pasti birokrat yang jadi Gunernur seperti Kerbau yang dicocok hidungnya oleh Pemerintah Pusat, tidak mungkin berani mengingkari UU Omnibus Law Cipta Kerja", kata Jumhur prihatin.

Baca Juga: Irjen Aryanto Sutadi Sebut Polri Main Sandiwara Proses Kasus Brigadir J

Dengan pertimbangan itu, bila Gubernur DKI Banding atas putusan PTUN maka KSPSI akan bisa memahami.

"Ya kita paham lah, kalau Gubernur mendatang pakai PP 36 namun setidaknya harus merujuk pada upah yang sekarang berlaku yang naik 5,1% itu", pungkas Jumhur.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler