ARAHKATA - Ancaman mogok berjualan pedagang daging se-Jabodetabek akibat melambungnya harga daging beberapa hari terakhir direspons Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag).
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto dalam keterangan tertulisnya kepada Arahkata.com menegaskan, Kemendag telah berkoordinasi dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan memperoleh informasi bahwa harga karkas di tingkat RPH mengalami penyesuaian sekitar 11,6—12,6 persen pada Januari 2021.
Suhanto mengatakan, penyebab kenaikan harga karkas di RPH saat ini dipicu oleh kenaikan harga sapi bakalan asal Australia selama satu semester terakhir.
Baca Juga: Wow... Gurita dari Luwuk Banggai Sampai ke Meksiko
Dimana pada Juni 2020 berada di kisaran USD 2,8/kg berat hidup dan kini pada Januari 2021 menjadi USD 3,78/kg berat hidup.
Selain itu, sambung Suhanto, faktor utama penyebab kenaikan harga sapi bakalan di Australia diakibatkan adanya program repopulasi, pemenuhan permintaan konsumsi dalam negeri, dan peningkatan permintaan dari negara lain terutama di tiga bulan terakhir di negara tersebut.
“Sebagai upaya menindaklanjuti mogok sebagian pedagang daging sapi di wilayah Jadetabek, dalam jangka pendek Kemendag telah berkoordinasi dengan pemasok daging sapi dan APDI untuk memastikan kelancaran distribusi pasokan dan ketersediaan daging di pasar di wilayah Jadetabek,” ujarnya, Kamis 22 Januari 2021.
Baca Juga: PKS: Pemerintah Harus Turun Tangan Soal Gugatan Rp 39,5 Triliun Ke Pertamina
Suhanto menambahkan, Kemendag juga telah bertemu dengan para importir sapi bakalan dan mengimbau para importir untuk membantu menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga sapi bakalan sampai di RPH dengan harga yang dapat menjamin agar pedagang daging sapi di pasar rakyat tetap dapat berjualan dengan keuntungan yang wajar.