Peluang Bank Syariah Indonesia Perluas Pasar Fintech Syariah

- 2 Februari 2021, 10:07 WIB
Ulustrasi Fintech Syariah
Ulustrasi Fintech Syariah /Istimewa/

ARAHKATA - Dewasa ini, perkembangan financial technology (Fintech) makin pesat. Terlebih ditengah pandemi Covid-19. Dimana banyak para karyawan di PHK akibat berkurangnya pendapatan perusahaan. Sehingga menyebabkan para karyawan tersebut mencari cara untuk bertahan hidup.

Beberapa dari mereka memilih untuk kembali ke desa. Ada yang kembali berladang hingga terjun kedalam dunia teknologi berbasis UMKM seperti membuka start-up, content creator atau bidang lain yang bisa dipelajari lewat internet.

Hanya saja, ada beberapa kendala yang dihadapi masyarakat terdampak itu. Salah satunya pendanaan pembiayaan.

Berdasarkan data Bank Dunia disebutkan bawah total kebutuhan dana kredit mencapai Rp 1.649 triliun. Dari situ, masih terdapat kesenjangan kredit di Indonesia sekitar Rp 988 triliun per tahun karena kapasitas kredit industri tradisional sekitar Rp 660 triliun.

Sementara pendanaan baru dari fintech baru mengisi 7% gap kredit tahun ini. Hal ini menjadi menjadi tantangan bagi industri fintech lending dalam negeri untuk terus meningkatkan peranan.

Guna mengisi gap tersebut, pembiayaan fintech gencar berkolaborasi dengan ekosistem layanan pendukung untuk memperluas akses pendanaan. Kolaborasi itu melibatkan lembaga lain seperti e-commerce, fintech payment, asuransi, modal ventura serta perbankan.

Baca Juga: Kenali Yuk Penyakit Kusta, Bercak Di Kulit Bikin Deg-Degan

Peluang Pendanaan

Kehadiran PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada Senin (1/2/2021) itu dapat mendorong penetrasi fintech syariah ke wilayah perkampungan pedesaan.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya bilang dengan proses merger tiga bank syariah BUMN, yaitu BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah, secara otomatis akan meningkatkan infrastruktur dan skala fintech syariah.

"Kehadiran Bank Syariah Indonesia dan mungkin inisiatif-inisiatif ke depan lainnya, itu merupakan metode-metode yang sangat ideal agar fintech syariah bisa menyasar ke wilayah perdesaan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kerja sama tersebut salah satu kunci keberhasilan fintech pendanaan. Dari situ, masih ada faktor pendukung lainnya yaitu kebutuhan kredit UMKM yang mendorong pertumbuhan penyaluran pinjaman, regulasi yang mendukung inovasi fintech, serta infrastruktur digital yang memadai baik koneksi maupun kualitas internet.

Dengan menjawab tantangan tersebut, akan mengoptimalkan keberadaan fintech pendanaan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan yang masih 76% sepanjang 2019, angka ini jauh dari China 97% dan India 97%. Literasi keuangan Indonesia justru jauh lebih rendah hanya 38%.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x