Bahaya dan Risiko Diet Air Putih pada Tubuh

4 April 2021, 14:48 WIB
ilustrasi minum air putih /Pexels/Daria Shevtsova

ARAHKATA - Apakah kamu sering mendengar diet air putih atau water fasting?

Diet air putih adalah tipe puasa yang membatasi semua makanan dan minuman kecuali minum air putih.

Pola diet ini menjadi populer akhir-akhir ini karena dianggap menjadi diet paling cepat menurunkan berat badan.

Baca Juga: Cek! Beberapa Zodiak Ini Tidak Dapat Melakukan Multitasking

Pelaku biasanya melakukan diet air putih selama 24 hingga 72 jam. Namun, periode tersebut tak boleh lebih dari tanpa pengawasan medis.

Menurut Healthline, manfaat diet puasa ini salah satunya meningkatkan autofagi.

Autofagi adalah proses di mana tubuh akan rusak dan mendaur ulang bagian-bagian sel lama yang membahayakan.

Diet air putih diyakini dapat membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sensitivitas insulin, hingga mencegah risiko penyakit kronis.

Baca Juga: Simak! Alasan Klasik Cowok Ketika Selingkuh

Meski begitu, diet air putih juga memiliki efek tidak baik bagi tubuh, lho.

Berikut beberapa efek berbahaya diet air putih dan risikonya:

Menghilangkan berat badan yang salah

Menjalankan diet air putih akan membuat seseorang cepat menurunkan berat badan karena membatasi asupan kalori.

Menurut penelitian, berat badan yang turun bisa berkisar 0,9 kilogram per hari, selama periode puasa 24 hingga 72 jam.

Sayangnya, kebanyakan berat yang hilang mungkin datang dari air, karbohidrat, dan bahkan massa otot.

Baca Juga: Farhat Abbas Diserang Netizen Usai Kritik Pernikahan Atta dan Aurel

Menyebabkan dehidrasi

Ini mungkin terdengar aneh, mengingat para pelaku diet air putih hanya mengonsumsi air putih selama periode puasa.

Tapi, diet air putih terbukti dapat membuat seseorang dehidrasi.

Penyebabnya, sekitar 20-30 persen asupan cairan harian datang dari makanan yang kita makan.

Jika kita hanya minum jumlah air yang sama setiap harinya tanpa mengonsumsi makanan apapun, maka tubuh kita tidak akan mendapatkan asupan cairan yang cukup.

Beberapa gejala dehidrasi seperti pusing, mual, sakit kepala, sembelit, tekanan darah rendah, hingga produktivitas rendah.

Baca Juga: Atta dan Aurel Bakal Malam Pertama di Kamar yang Pernah Ditiduri Raja

Mengalami hipotensi ortostatik

Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi ketika kita tiba-tiba berdiri dan dapat menyebabkan pusing hingga berisiko pingsan.

Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pelaku diet air putih.

Jika mengalami kondisi ini saat menjalani diet air putih, kamu mungkin perlu menghindari aktivitas yang membahayakan, seperti mengemudi atau mengoperasikan alat berat.

Baca Juga: Terungkap Alasan Atta dan Aurel Undang Jokowi-Prabowo ke Pernikahan

Pusing dan risiko pingsan bisa berujung pada kecelakaan. Jika kamu mengalami gejala-gejala ini selama diet air putih, mungkin pola diet itu tidak cocok buat Anda.

Berpotensi memperparah kondisi kesehatan
Meskipun periode diet air putih relatif singkat, ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat diperburuk oleh pola diet ini.

Orang dengan kondisi medis berikut tidak boleh diet air putih tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter:

Asam urat: diet air putih dapat meningkatkan produksi asam urat, faktor risiko serangan asam urat.

Baca Juga: Sandiaga Ingatkan Para Pengelola Objek Wisata untuk Patuh Prokes

Diabetes: diet air putih dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan bagi penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Gangguan makan: beberapa bukti menemukan bahwa diet air putih dapat memicu gangguan makan seperti bulimia, terutama pada remaja.

Diet air putih memiliki sejumlah risiko, terutama jika periode puasanya lebih dari tiga hari atau kamu memiliki kondisi medis tertentu, seperti asam urat dan diabetes.

Jika ingin menurunkan berat badan dengan cepat, kamu bisa mencoba pola diet lain yang lebih aman, seperti puasa intermitten atau puasa hari alternatif.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler