Fakta Bullying pada Anak Remaja, Luka Batin yang Tak Kasat Mata

21 Februari 2024, 08:04 WIB
Tangkap Layar Siswa Binus melakukan aksi bullying /x @strongwoman/

ARAHKATA - Kasus bullying yang melibatkan anak selebritas Vincent Rompies menjadi pengingat bagi kita semua bahwa bullying dapat terjadi pada siapa saja.

Bullying, sebuah perilaku menyakiti yang disengaja dan berulang kali, menjadi duri dalam daging bagi dunia pendidikan Indonesia.

Tak pandang usia, bullying merenggut rasa aman dan nyaman di sekolah, termasuk pada anak remaja.

Baca Juga: Gibran Sebut Telah Kantongi Bukti Dugaan Kecurangan Kubu AMIN dan Ganjar

Berikut fakta-fakta tentang bullying pada anak remaja yang perlu diketahui:

1. Definisi Bullying

Bullying adalah tindakan menyakiti secara fisik, verbal, emosional, atau sosial yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau mendominasi orang lain.

2. Bentuk-bentuk Bullying

Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:

- Bullying fisik: memukul, menendang, mendorong, atau merusak barang milik korban.
- Bullying verbal: menghina, mengejek, menyebarkan rumor, atau mengancam.
- Bullying emosional: mengucilkan, mengabaikan, atau menyebarkan kebencian.
- Bullying cyber: menyebarkan pesan atau gambar yang menyakitkan melalui media sosial atau internet.

Baca Juga: Timnas AMIN Gandeng TPN Ganjar-Mahfud Ajukan Gugatan Hasil Pilpres 2024 ke MK

3. Dampak Bullying pada Korban

Bullying dapat meninggalkan luka batin yang mendalam bagi korbannya, seperti:

- Depresi, kecemasan, dan rasa rendah diri.
- Prestasi akademis menurun.
- Gangguan kesehatan fisik dan mental.
- Perilaku menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

4. Faktor Risiko Bullying

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bullying, antara lain:

- Perbedaan fisik, etnis, atau agama.
- Orientasi seksual yang berbeda.
- Memiliki kepribadian yang pendiam atau pemalu.
- Memiliki orang tua yang abusif.

Baca Juga: Pertemuan Paloh-Jokowi Langkah Awal Gabung Koalisi Prabowo, Koalisi Perubahan Bubar?

5. Cara Mengatasi Bullying

Bullying dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti:

- Membangun budaya anti-bullying di sekolah.
- Meningkatkan pengawasan dan komunikasi di lingkungan sekolah.
- Memberikan edukasi tentang bullying kepada siswa, guru, dan orang tua.
- Memberikan dukungan psikologis kepada korban bullying.

Para ahli di Indonesia menyatakan bahwa bullying adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Psikolog anak, Rosalina Lintang, mengatakan bahwa bullying dapat menyebabkan trauma jangka panjang bagi korbannya.

Pentingnya Peran Orang Tua

Orang tua perlu memerhatikan perilaku anak dan memberikan edukasi tentang bullying. Orang tua juga perlu membangun komunikasi yang terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman untuk menceritakan apa yang mereka alami.

Baca Juga: Sentuhan Emas, Manfaat Minyak Zaitun untuk Kulit dan Rambut Anda

Peran Sekolah

Sekolah perlu menerapkan kebijakan anti-bullying yang tegas dan konsisten. Guru dan staf sekolah juga perlu dilatih untuk dapat mengidentifikasi dan menangani kasus bullying dengan tepat.

Peran Masyarakat

Masyarakat perlu berperan aktif dalam mencegah bullying dengan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua anak.

Bullying adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Upaya pencegahan dan penanganan bullying membutuhkan kerjasama dari semua pihak, termasuk anak-anak, orang tua, sekolah, dan masyarakat.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Terkini

Terpopuler