Hati-hati Anak Bisa Jadi Psikopat Jika Lihat KDRT di Rumah

- 30 Desember 2020, 10:58 WIB
Ilustrasi Anak Trauma
Ilustrasi Anak Trauma /Pixabay

Telah begitu banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang tumbuh di rumah yang penuh kekerasan cenderung menjadi korban penganiayaan anak. Anak-anak yang pernah mengalami kekerasan semasa kecil tidak pernah mengerti bagaimana seharusnya orangtua mengasihi dan memperlakukan sesamanya dengan baik, sehingga ia tumbuh besar hanya akrab dengan kekerasan.

Uniknya, dampak kekerasan pada anak berlaku layaknya dua sisi mata uang. Anak-anak yang menjadi korban KDRT lebih mungkin mendapatkan trauma berat, sehingga siklus ini kemungkinan besar akan terulang pada hidupnya di kemudian hari — entah ia menjadi korban kekerasan dalam hubungannya sendiri atau justru menjadi si pelaku.

Baca Juga: Canda Surya Saputra ketika Istri Minta Libur Syuting Ikatan Cinta, Bakal Didemo Emak-Emak 

Anak-anak yang menjadi saksi mata kasus KDRT di rumah sendiri juga mungkin tumbuh besar mengalami kesulitan belajar dan keterampilan sosial yang terbatas, menunjukkan perilaku nakal atau berisiko, atau menderita depresi, PTSD, atau gangguan kecemasan berat.

Dan parahnya lagi, dampak ini akan paling berat dirasakan oleh anak-anak yang masih berusia sangat belia. Penelitian UNICEF menunjukkan bahwa KDRT lebih umum terjadi di rumah dengan anak-anak kecil daripada anak-anak remaja atau yang lebih tua.

Kini sebuah studi terbaru terbitan jurnal Law and Human Behavior menunjukkan bahwa anak laki-laki yang menjadi saksi mata kasus KDRT orangtuanya lebih mungkin untuk menjadi seorang psikopat saat mereka dewasa nanti, daripada anak laki-laki yang tumbuh di keluarga harmonis atau yang tidak pernah menyaksikan ortunya bertengkar. Apa alasannya?

Baca Juga: 7 Manfaat Susu Kambing Bagi Kesehatan, Nomor 6 Bikin Awet Muda

Koneksi antara anak yang menjadi korban KDRT dan peningkatan risiko mereka untuk mengembangkan sifat psikopat telah lama diperkuat oleh bukti-bukti studi ilmiah terdahulu.

Namun, tim peneliti dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health menekankan bahwa studi mereka adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa ada peningkatan risiko tinggi bagi anak untuk mengalami gangguan kepribadian bermasalah ini, hanya dari menyaksikan kekerasan di rumah.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengamati ciri-ciri psikopat di antara hampir 140 tahanan laki-laki dan menyelidiki apakah mereka telah menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga di masa kecilnya.

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x