Kenali Sifat Perfeksionis dan 4 Cara Mengatasi Bahayanya, Jangan Sampai Stres!

- 15 Mei 2022, 15:37 WIB
ILUSTRASI Orang yang perfeksionis.*
ILUSTRASI Orang yang perfeksionis.* /Pixabay/

 

ARAHKATA - Sifat perfeksionis dapat menjadi berbahaya jika tidak dapat mengatasinya.

Bahaya dari sifat perfeksionis muncul karena rasa yang kuat dalam segala hal yang sempurna.

Sifat perfeksionis seperti ini berbahaya bagi diri pengidapnya maupun lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Survei Terbaru: Elektablitas Ganjar Pranowo Hampir Salip Prabowo Subianto

Maka perlu diketahui terlebih dahulu jenis dari sifat perfeksionis.

Mengenal jenis sifat perfeksionis diperlukan agar dapat mengatasi bahayanya dan mengarahkan fitrahnya.

Dikutip dari Healthline oleh ARAHKATA pada Minggu, 14 Mei 2022, sifat perfeksionis ada 2 macam yaitu perfeksionis adaptif dan perfeksionis mal-adaptif.

Baca Juga: Puput Sebut Uang Asuransi Vanessa Angel Dipakai Doddy Sudrajat Shopping

Sifat perfeksionis adaptif adalah sifat yang baik dan dapat terarah.

Sifat ini tergolong sehat dan baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Seseorang dengan sifat perfeksionis adaptif akan teliti melihat sebuah persoalan dan mampu menghadapi masalah.

Baca Juga: Deal! Kemenkes-WHO Jalin Kerja Sama Hibah Bidang Kesehatan

Selain itu sifat perfeksionis adaptif akan mudah diarahkan karena tidak bereaksi berlebihan jika menghadapi sebuah kegagalan atau 'ketidaksempurnaan.'

Berbeda dengan sifat perfeksionis adaptif, sifat perfeksionis mal-adaptif tergolong sifat yang tidak sehat.

Sifat perfeksionis mal-adaptif menjadi tidak sehat karena pengidapnya akan bereaksi berlebihan jika melihat sebuah kondisi yang tidak sempurna.

Baca Juga: Tujuh Perusahaan Tarik 12 Ribu Kendaraan Karena Perangkat Lunak

Selain itu pengidap perfeksionis mal-adaptif cenderung akan mencari-cari kesalahan agar apa yang dilihatnya dapat disempurnakan dan sesuai dengan keinginannya.

Terlebih pengidap sifat perfeksionis mal-adaptif akan menjadikan takut melakukan sesuatu yang baru.

Hal ini dikarenakan harapan yang tinggi dan takut akan kegagalan terutama jika tidak sesuai ekspektasi dirinya.

Baca Juga: Elon Musk Berjanji Kepada Jokowi Datang ke Indonesia Bulan November

Juga pengidap sifat ini akan terus membandingkan dirinya dengan orang lain karena rasa kekhawatiran akan tersaingi dan tersisihkan.

Sifat perfeksionis mal-adaptif lah yang perlu diatasi dengan baik dan diarahkan agar tidak menimbulkan bahaya berlebih.

Berikut 4 cara mengatasi bahaya sifat perfeksionis agar tidak menimbulkan perkara negatif.

Baca Juga: Indonesia Kecam Keras Penembakan Jurnalis Al Jazeera di Palestina

1. Kurangi ekspektasi berlebih
Pahami bahwa segala sesuatunya tidak dapat sempurna sesuai dengan keinginan.

Pemahaman ini akan menjadikan pengidap perfeksionis mal-adaptif mengurangi harapan terhadap sesuatu.

Harapan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kekecewaan yang berdampak pada kondisi perasaannya.

Baca Juga: 6 Bahaya Sifat Perfeksionis, Bisa Tidak Menikmati Hidup!

Perasaan yang timbul dapat menyebabkan stres, kekecewaan berlebih bahkan rasa ingin bunuh diri.

Maka, kurangi harapan terhadap sesuatu dan pahami apa yang diharapkan tidak mesti sempurna.

2. Perbanyak pertemanan
Memperbanyak lingkaran pertemanan akan membuka realita baru, pengalaman dan meningkatkan komunikasi.

Baca Juga: Sheikh Mohamed bin Zayed Diangkat Sebagai Presiden UEA, Berikut Kiprahnya!

Menjalin komunikasi yang baik akan mengurangi rasa kesepian dan mengerti beragam kondisi.

Teman juga dapat menguatkan dikala kecewa dan membantu menuntaskan apa yang diharapkan sempurna sesuai keinginan.

3. Pahami diri sendiri
Memahami diri sendiri akan menyadarkan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Baca Juga: Prosesi Pemakaman Shireen Abu Akleh Diserang, Berikut Sikap AS dan UE!

Adanya kekurangan bukan berarti diri sendiri rendah dibandingkan orang lain.

Namun adanya kelebihan juga bukan berarti sempurna dan orang lain harus mengikuti jejaknya.

Namun kekurangan dan kelebihan inilah yang ditujukan untuk saling bahu membahu sesuai dengan kapasitasnya.

Pemahaman demikian menjadikan pengidap perfeksionis mal-adaptif tidak perlu membanding-bandingkan dengan orang lain.

Baca Juga: Kemenkes: Pandemi COVID-19 Pengaruhi Kesehatan Jiwa

Sehingga rasa percaya diri tumbuh dan dapat mengerjakan sesuatu terlebih perkara yang baru.

4. Fokus pada amanah yang diembankan
Cobalah untuk lebih realistis memandang sesuatu dan menginginkan apa yang dicapai.

Fokus pada satu tugas dapat memenuhi apa yang ingin dicapai dan mengurangi rasa kekecewaan karena ada kekurangan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Helathline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah