“Artinya, ketika nyamuk Aedes aegypti membawa bakteri Wolbachia alami, penularan virus seperti demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning akan berkurang. Wolbachia yang ada di dalam tubuh nyamuk dapat menghambat replikasi virus Dengue atau virus lainnya,” ucap Maksum.
Pada nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama dari virus Dengue menyebabkan nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia ini tidak dapat menularkan virus Dengue antar manusia melalui gigitannya”, jelasnya.
Baca Juga: Melihat Terobosan Operasi Bypass Jantung Koroner RS EMC Cikarang
Tujuan utama proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran DBD, demam kuning, dan chikungunya, karena keberadaan bakteri Wolbachia dalam nyamuk mampu menghambat replikasi virus Dengue, virus Zika, dan virus Chikungunya.
Mekanisme teknologi Wolbachia
Adapun mekanisme teknologi Wolbachia akan melibatkan lingkungan sebagai habitat nyamuk untuk bisa menularkan si bakteri kepada nyamuk.
“Teknologi nyamuk Wolbachia dilakukan dengan cara meletakkan telur nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia di lingkungan tempat tinggal masyarakat, dimana banyak berkembang populasi nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi vektor utama penularan penyakit DBD. Telur nyamuk yang terdapat bakteri Wolbachia akan menetas menjadi nyamuk dewasa dan berkembang biak”, ungkap Maksum.
Dijelaskan pula, jika nyamuk Aedes Aegypti jantan yang memiliki bakteri Wolbachia kawin dengan Aedes Aegypti betina lokal tanpa Wolbachia maka virus pada nyamuk betina akan terhambat replikasinya atau mati.
Baca Juga: Inovasi Baru Deteksi Dini Endotoksin Penyebab Sepsis yang Bahayakan Nyawa
Disamping itu jika yang memiliki Wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan liar yang tidak memiliki bakteria Wolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.