Berbincang dengan Warga dan Minta Wanita Bekerja, Taliban Berubah?

19 Agustus 2021, 15:54 WIB
Para tentara Taliban, usai menguasai Kota Kabul, Afghanistan dengan bermain bom-bom car. Namun tetap memegang senjata api /Twitter/@mediavenir

ARAHKATA - Pengambilalihan kembali kekuasaan dari pemerintahan dukungan Amerika Serikat oleh Taliban membuat ketakutan warga karena pengalaman mereka saat berkuasa pada 1996 hingga 2001.

Meski saat berkuasa Taliban berhasil memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalan-jalan serta area-area di bawah kekuasaan mereka aman untuk perdagangan, namun juga menerapkan hukuman yang sesuai penafsiran mereka akan hukum Syariah di Afghanistan.

Misalnya, mengeksekusi terdakwa pembunuhan dan pezina di depan umum, serta melakukan amputasi bagi mereka yang diputuskan bersalah karena pencurian.

Baca Juga: Taliban Diduga Tembak Mati Wanita yang Keluar Rumah Tanpa Burqa

Para pria diharuskan menumbuhkan jenggot, sementara para perempuan diwajibkan mengenakan burka yang menutup seluruh tubuh.

Selain itu, Taliban juga melarang televisi, musik dan bioskop, juga tidak memperbolehkan anak perempuan di atas sepuluh tahun untuk sekolah. Internasional menuduh mereka melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan budaya.

Kembali ke penguasaan kembali atas Afghanistan sejak pendudukannya di Ibu Kota Kabul pada Minggu 15 Agustus 2021 lalu, mereka seperti ingin menunjukkan bahwa Taliban yang sekarang berbeda dengan yang dulu diruntuhkan Amerika Serikat bersama sekutunya.

Baca Juga: Bentrok Warga Anti-Taliban Tewaskan 3 Orang di Jalalabad

Mereka tidak melakukan serangan secara barbar seperti awal mula berkuasa lampau saat menggulingkan kekuasaan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani, tidak merusak serampangan bangungan-bangunan ketika masuk ke Kabul.

Tentara Taliban yang berjaga di jalan-jalan juga beberapa kali tertangkap kamera tengah bercengkrama dengan warga setempat.

Bahkan, saat siaran langsung bersama saluran TV berbahasa Inggris milik India, Wion, salah seorang tentara Taliban menanyai warga tentang respon terhadap kembalinya Taliban di kota itu.

Baca Juga: Taliban Bicara Nasib Afghanistan dalam Siaran Langsung, Begini Katanya!

Habibullah, seorang warga negara Afghanistan di Kabul ditanyai soal respon terhadap kedatangan pasukan mujahidin Taliban di kotanya.

"Kami sangat senang, dan ini sangat damai, tidak ada yang berbahaya di sini (Kabul-red). Kami juga mendapat informasi dari kota lain seperti Kandahar dan Ghazni, bahwa mereka di sana juga sangat senang dengan kehadiran kalian (Taliban)," ungkap Habibullah kepada tentara Taliban yang melakukan siaran langsung bersama Wion, Selasa 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Facebook Larang Konten Berkaitan dengan Taliban di Platformnya

Tidak hanya itu, Taliban juga mencoba memulihkan perekonomian Afghanistan sebagai salah satu upaya awal membangun negara dan juga seakan-akan ingin membuka mata internasional mereka benar-benar berubah.

Dalam konferensi pers pertama Taliban, Selasa 17 Agustus, mereka menjanjikan perdamaian, kemakmuran, dan tampaknya akan meninggalkan aturan sebelumnya yang melarang perempuan bekerja.

Baca Juga: Simak! Ini Faktor Taliban Bisa Ambil Alih Afghanistan

Beberapa orang mengaku kepada Reuters bahwa ada kunjungan mendadak dari Taliban dalam 24 jam terakhir, mulai dari Ibu Kota Kabul sampai ke Lashkar Gah di selatan dan Mazar-i-Sharif di utara.

Seperti Wasima, 38 tahun, mengatakan dia terkejut ketika tiga anggota Taliban yang sambil memegang senjata mengunjungi rumahnya di kota barat, Herat, pada Rabu pagi.

Baca Juga: China Merapat ke Taliban Bidik ‘Harta’ Afghanistan?

Taliban menanyai Wasima tentang pekerjaan dari gaji yang diterimanya dari sebuah organisasi bantuan, juga menyuruhnya untuk kembali bekerja, kata dia.

Pada konferensi pers hari Selasa, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid juga mengatakan Taliban sedang mencari hubungan baik dengan negara-negara lain untuk memungkinkan kebangkitan ekonomi dan "kemakmuran untuk keluar dari krisis ini."***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler