Prancis Tutup Akhir Tahun dengan Lonjakan Omicron

2 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi salah satu sudut di kota di Prancis. /Pexels/Matt Hardy/

ARAHKATA - Virus COVID-19 varian Omicron melanda dunia. Beberapa diantaranya harus kembali melakukan pembatasan aktifitas atau lockdown.

Menyebarnya Omicron membuat lonjakan kasus harian semakin tinggi. Salah satunya di Prancis.

Tercatat pada Jumat 31 Desember 2021 ada kasus baru sebanyak 232.200 yang terinfeksi dalam 24 jam.

Baca Juga: Dihantam 'Tsunami' Varian Omicron, Petugas Medis di Italia Kewalahan

Presiden Emmanuel Macron memperingatkan warga Prancis soal apa yang akan datang dalam beberapa waktu kedepan.

“Pekan-pekan mendatang akan berat, kita semua mengetahuinya,” ungkap Macron dalam pidato Malam Tahun Baru, dikutip Arahkata, Minggu 2 Januari 2022.

Ini menjadi hari ketiga berturut-turut kasus COVID-19 Prancis melampaui 200.000 infeksi. Gelombang kasus yang dipicu varian Omicron menjadikan Prancis sebagai salah satu episentrum penyebaran varian ini di Eropa.

Baca Juga: Duh! Lonjakan Omicron Tembus 200 Ribu di Prancis

Varian Omicron juga dilaporkan menjadi dominan di Prancis, dengan 62,4 persen dari kasus yang dites merupakan kasus varian ini. Kasus Omicron yang sudah terkonfirmasi mencapai 4.942.

Kasus aktif di negara ini mencapai 1.757.956 pasien, dengan lebih dari 3.300 di antaranya mengalami gejala serius atau dalam kondisi kritis.

Bersamaan dengan Prancis, Inggris juga mencatat penambahan kasus yang sangat tinggi, yakni 189.846 infeksi pada Jumat 31 Desember 2021. Di Negeri Ratu Elizabeth II ini, prevalensi kasus varian Omicron diprediksi mencapai 96 persen.

Baca Juga: WHO Katakan Varian Omicron Lebih Cepat Menyebar dari Delta

Imbas dari lonjakan kasus dan perawatan rumah sakit, Pemerintah Prancis memutuskan untuk membatalkan perayaan Malam Tahun Baru 2022.

Di Paris, festival kembang api yang berlokasi di Arc de Triomphe dan Champs d'Elysées dibatalkan karena menghindari kerumunan pengunjung. Perayaan dengan berjoget di restoran, kafe, atau kelab malam juga dilarang.

Presiden Macron pun meminta warganya untuk segera divaksinasi. Menurutnya, vaksin merupakan 'solusi pasti' untuk bisa keluar dari pandemi COVID-19. Ia yakin, pada 2022 Prancis bisa keluar dari genggaman pandemi.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Australia Meledak Dipicu Omicron

Ia tidak menyebutkan kebijakan pembatasan baru lagi, selain yang sudah diterapkan sebelumnya. Seperti meminta warga untuk kerja dari rumah dan membatasi jumlah masyarakat di area publik.

Macron pun meminta pemerintah untuk tidak menerapkan pembatasan baru, agar tidak membatasi kebebasan individu warganya lebih jauh lagi.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler