ARAHKATA - Seorang jurnalis wanita terkenal asal Turki diduga menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam siaran langsung televisi.
Atas kejadian itu, jurnalis wanita bernama Sedef Kabas kini ditangkap dan ditahan.
"Ada pepatah yang sangat terkenal yang mengatakan bahwa kepala yang dimahkotai menjadi lebih bijaksana. Tapi kami melihat itu tidak benar," katanya dalam saluran Tele1, seperti dilansir Arahkata, Minggu 23 Januari 2022.
Baca Juga: Turki Pecahkan Rekor Kasus COVID-19 Harian Tertinggi Selama Pandemi!
"Seekor banteng tidak menjadi raja hanya dengan memasuki istana, tetapi istana menjadi lumbung," tambahnya.
Lalu ia mengunggah komentar serupa ke 900 ribu pengikutnya di Twitter.
Pengacara Kabas, Ugur Poyraz, menyebut kliennya ditahan pada Jumat 21 Januari 2022 malam waktu setempat.
Baca Juga: Bom Meledak di Perbatasan Turki-Suriah, Makan Korban Jiwa
Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul, bicara di Twitter-nya. Dia mengutuk ujaran kebencian yang dilontarkan jurnalis wanita tersebut.
"Saya mengutuk kata-kata jelek yang menargetkan presiden kita," ucapnya.
Serikat jurnalis Turki mengecam atas penahanan jurnalis itu. Mereka menyebut penangkapan Kabas sebagai serangan serius terhadap kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Gugur di Medan Perang, Dua Tentara Turki Tewas di Perbatasan Suriah-Irak
Kelompok hak asasi secara rutin menuduh Turki merusak kebebasan media dengan menangkap wartawan dan menutup media kritis. Terutama sejak Erdogan selamat dari kudeta yang gagal pada Juli 2016.
Reporters Without Borders menempatkan Turki di peringkat 153 dari 180 dalam indeks kebebasan pers 2021.***