Dua Subvarian Omicron Picu Lonjakan COVID-19 di Afrika Selatan, WHO Peringatkan Ini

6 Mei 2022, 18:04 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Tangkapan layar Pixabay/Geralt


ARAHKATA - Dua sub varian baru Omicron memicu meningkatnya kasus COVID-19 di Afrika Selatan.

Laporan meningkatnya kasus COVID-19 tersebut disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu 4 Mei 2022.

Selain itu WHO menekankan pentingnya tes skrining untuk memantau mutasi dan penyebaran virus COVID-19 terutama sub varian baru Omicron.

Baca Juga: Kapolri Tegas Kendalikan Laju COVID-19, Minta Objek Wisata Terapkan Protokol Kesehatan

Varian Omicron merypakan virus COVID-19 yang sangat mudah bermutasi dan sangat menular.

Pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan pada November tahun lalu dan kini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Sehingga menjadikan varian tersebut dominan dan mencakup hampir semua kasus baru di dunia.

Baca Juga: Kemesraan Jokowi Bersama Cucunya Menyapa Warga Yogyakarta

Omicron telah lama diketahui memiliki beberapa sub-varian dengan BA.2 menjadi yang paling dominan.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sekarang para ilmuwan Afrika Selatan yang pertama kali mengidentifikasi Omicron telah mendeteksi dua sub varian Omicron lainnya, BA.4 dan BA.5, sebagai penyebab peningkatan kasus di negara tersebut.

Dalam laporan epidemiologi terbarunya, badan kesehatan PBB mengatakan bahwa sub-varian tersebut mengalami beberapa mutasi tambahan yang dapat mempengaruhi karakteristik mereka.

Baca Juga: Pembagian Kuota Haji Kuhusus dan Reguler e-Haj 2022

Tedros mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah sub varian baru ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada sub varian Omicron lainnya.

Namun, katanya lebih lanjut, data awal menunjukan vaksinasi lengkap dapat melindungi terhadap kondisi penyakit lebih serius dan mencegah resiko kematian.

Hingga kini jumlah yang dikonfirmasi laboratorium hampir 3,8 juta kasus dan lebih dari 100.000 kematian.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pastikan Aman dan Lancar Arus Mudik Lebaran 2022

Kasus akibat COVID-19 selama melanda Afrika Selatan jadi yang terburuk daripada negara lain di benua Afrika.

“Cara terbaik untuk melindungi orang adalah vaksinasi, di samping langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang diuji,” kata Tedros dalam Berita Harian Malaysia dikutip ARAHKATA pada Kamis 5 Mei 2022.

WHO telah secara resmi mencatat lebih dari 6,2 juta kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia sejak awal wabah, tetapi jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Pegawai Masuk Saat Libur Nasional, Kemnaker Tegaskan Wajib Bayar Upah Lembur

Jumlah kasus dan kematian yang baru dilaporkan sekarang menurun secara global dan sekarang menurun ke level terendah sejak Maret 2020.

Namun Tedros memperingatkan bahwa "tren ini, meski disambut baik, tidak menjelaskan kondisi sebenarnya secara lengkap."

WHO juga memperingatkan bahwa penurunan jumlah global mungkin karena pengurangan yang signifikan dalam pengujian virus.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: berita harian malaysia

Tags

Terkini

Terpopuler