Penembakan Massal Lagi, Empat Orang Tewas di Rumah Sakit Kampus Oklahoma

2 Juni 2022, 11:51 WIB
Ilustrasi penembakan - FBI mencatat bahwa kasus penembak aktif di AS tahun lalu mengalami peningkatan hingga 52 persen dan sebabkan ratusan orang tewas. /Pexels/pixabay/

ARAHKATA - Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat.

Kali ini, insiden tersebut terjadi di sebuah rumah sakit di Tulsa, Oklahoma, menewaskan empat orang.

Pejabat penegak hukum mengonfirmasi tersangka pelaku penembakan juga tewas.

Baca Juga: BNN Musnahkan 5 Hektare Ladang Ganja Siap Panen

Sejumlah korban luka juga dikonfirmasi dari TKP.

Petugas keamanan mengatakan, mereka masih bekerja mengosongkan rumah sakit kampus St Francos tersebut, di mana sebelumnya ada laporan seorang pria membawa senapan.

"Saat ini, ada empat warga sipil yang tewas, dan satu penembak juga tewas," kata Wakil Kepala Kepolisian, Eric Dalgleish dalam konferensi pers pada Rabu, 1 Juni 2022, dilansir BBC, dikutip ArahKata.com

Baca Juga: Rampung! Jesse Lingard Tak Lanjut Kontrak dengan Manchester United

Dia mengatakan, penembak yang belum teridentifikasi itu tewas karena luka tembak fatal yang diyakini akibat menembak diri sendiri.

"Tersangka punya satu senjata panjang dan satu pistol di TKP saat itu," ujarnya.

Belum ada informasi yang tersedia terkait motif serangan.

Baca Juga: Persib Menang 10-0 Tanpa Balas dalam Pertandingan Ini

Dalgleish mengatakan, polisi menerima telepon terkait penembak aktif pada pukul 16.52 dan tiba di TKP tiga menit kemudian.

"Para petugas yang tiba mendengar tembakan di gedung tersebut dan mengarahkan mereka menuju lantai dua," jelasnya.

Saat ini para petugas sedang memeriksa para saksi mata yang ada di gedung tersebut, termasuk mereka yang berada di lantai dua yang menjadi lokasi serangan.

Baca Juga: Simpan! Ini 10 Ucapan Peringatan Hari Lahir Pancasila

Kapten Richard Meulenberg menyampaikan kepada ABC News, saat polisi tiba di rumah sakit kampus, mereka menemukan "beberapa orang tertembak" dan beberapa dari mereka telah tewas.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler