Biden Kecam "Serangan Terhadap Demokrasi" di Brazil

10 Januari 2023, 11:12 WIB
Petugas menembakkan gas air mata pada massa pendukung mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang berunjuk rasa menentang Presiden Luiz Inacio Lula da Silva di luar gedung Brazil’s National Congress di Brasilia, Brazil, Minggu (8/1/2023). /Adriano Machado/REUTERS

ARAHAKATA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu, 8 Januari mengecam "serangan terhadap demokrasi" di Brazil.

Setelah para pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro dari kubu sayap kanan menyerbu kongres, istana kepresidenan, dan mahkamah agung negara tersebut.

Biden berkata bahwa dia menantikan untuk bekerja sama dengan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva dari kubu sayap kiri yang mengalahkan Bolsonaro dalam pemilu paling menegangkan sepanjang sejarah Brazil yang dilaksanakan tahun lalu.

Baca Juga: Jubir PKB Mikhael Sinaga: Kalau MK Putuskan Pemilu Tertutup, Anak Muda Bakal Kecewa dan Golput

"Saya mengecam serangan terhadap demokrasi dan terhadap pemindahan kekuasaan secara damai di Brazil. Lembaga demokrasi Brazil memiliki dukungan penuh kami dan keinginan rakyat Brazil tidak boleh dirusak," kata Biden melalui Twitter.

Sebelumnya, pada Minggu, Biden mengatakan bahwa situasi di Brazil "keterlaluan."

Kekerasan tersebut menyerupai penyerbuan ke Gedung Capitol AS yang dilakukan dua tahun lalu oleh para pendukung mantan presiden Donald Trump.

Baca Juga: Kapolri Tegaskan TNI-Polri Kawal Seluruh Kebijakan Pemerintah Terkait Pembangunan Papua

Pemandangan ribuan demonstran berbaju kuning dan hijau menciptakan kerusuhan di ibu kota hingga menimbulkan ketegangan selama berbulan-bulan setelah pemilihan umum Brazil pada 30 Oktober.

Bolsonaro, yang mengikuti jejak Trump yang belum mengakui kekalahannya, menyatakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brazil rentan terhadap pemalsuan.

Pernyataan Bolsonaro itu memicu aksi kekerasan dari para penyangkal hasil pemilu.

Baca Juga: Ricky Ungkap Sambo Tanyakan Skenario Sebelum Berikan Rp500 juta

"Saya mengecam serangan keterlaluan ini terhadap gedung pemerintahan Brazil yang dihasut oleh pengabaian sembrono demagog Bolsonaro terhadap prinsip-prinsip demokrasi," kata Senator AS Bob Menendez, ketua dari Komite Hubungan Internasional Senat, melalui Twitter.

"Dua tahun sejak 6 Januari, peninggalan Trump terus meracuni belahan bumi kita. Melindungi demokrasi dan meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan itu penting," lanjutnya.

Bolsonaro terbang menuju Florida, AS pada 48 jam sebelum akhir masa jabatannya dan dia tidak hadir saat pelantikan Lula.

Baca Juga: Venna Melinda Laporkan Suami ke Polisi atas Dugaan KDRT

Anggota parlemen Joaquin Castro, seorang tokoh Demokrat dalam komite urusan luar negeri parlemen, menyampaikan kepada CNN bahwa Bolsonaro "pada dasarnya menggunakan metode Trump untuk menginspirasi teroris dalam negeri untuk mengambil alih pemerintah" dan dia "orang berbahaya".

"Amerika Serikat seharusnya tidak menjadi tempat mengungsi tokoh otoriter ini yang menginspirasi terorisme dalam negeri di Brazil. Dia (Bolsonaro) seharusnya dipulangkan ke Brazil," ujar Castro.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler