Menlu Rusia Sebut Presiden Ukraina Provokatif dan Pria Moody-an

- 5 Maret 2022, 23:56 WIB
Menlu Rusia, Sergey Lavrov.
Menlu Rusia, Sergey Lavrov. /TASS

ARAHKATA - Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer terhadap Ukraina pada Kamis 23 Februari 2022, konstelasi peperangan terus meningkat.

Pasukan Rusia terus bergerak menggempur fasilitas-fasilitas militer Ukraina baik melalui serangan udara ataupun darat. Korban pun mulai berjatuhan yang tidak hanya dari tentara tetapi ada juga warga sipil menjadi korban.

Upaya berunding untuk menghentikan perang pun dilakukan, di mana Rusia dan Ukraina duduk satu meja di Belarusia membicarakan bagaimana solusi terbaik agar konflik dapat berakhir.

Baca Juga: Merespon Konflik Rusia-Ukraina, Ini Sikap Samsung

Tapi sayang pertemuan tersebut tak membuahkan hasil. Namun, kedua negara sepakat untuk melakukan perundingan lanjutan.

Seiring berjalannya waktu, perang pun masih berkecamuk dan masing-masing pihak melontarkan statement. Terbaru, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky melalui pesan video di Telegram melontarkan kritik terhadap pertemuan para menteri luar negeri anggota-anggota NATO.

Ia mengatakan pertemuan yang diadakan di Brussel, Belgia pada Jumat, 4 Maret 2022 dengan mengangkat bahasan zona larangan terbang di Ukraina itu lemah dan membingungkan.

Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Masih Memanas, Saling Sabotase Satelit

"Pertemuan puncak yang menunjukkan bahwa tidak semua orang menganggap perjuangan kebebasan di Eropa sebagai yang paling tujuan penting," kata Zelensky, mengutip situs Kantor Berita Rusia TASS, Sabtu 5 Maret 2022.

Ungkapan Zelensky tersebut ditanggapi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov yang menyebut pernyataan Presiden Ukraina itu merupakan provokasi, retorika seperti itu tidak menambah optimisme dalam masalah penyelesaian Ukraina.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah