Ekstremis Hindu India Coba Bangkitkan Kebencian Terhadap Kaum Muslimin, Ini Situasinya!

- 9 April 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi perempuan muslim India mengenakan jilbab/
Ilustrasi perempuan muslim India mengenakan jilbab/ /Foto: Pixels/Shakeb Tawheed//

 

ARAHKATA - Ekstremis Hindu di India manfaatkan pemutaran film blockbuster baru yang didukung oleh Perdana Menteri Narendra Modi, yang mencatat pelarian besar-besaran umat Hindu dari Kashmir 30 tahun lalu, demi membangkitkan kebencian terhadap minoritas Muslim.

'The Kashmir Files' adalah film Bollywood terbaru yang menampilkan alur cerita cinta, tarian dan lagu terkenal, penayangan tersebut sejalan dengan tema erat agenda politik pemerintah nasionalis Hindu di bawah Modi, kata para kritikus.

Dirilis bulan lalu dan menjadi film paling berkembang tahun ini, film 'The Kashmir Files' menceritakan secara rinci bagaimana ratusan ribu orang Hindu melarikan diri dari militan Islam di Kashmir dari tahun 1989 hingga 1990.

Baca Juga: Langgar HAM, Keanggotaan Rusia Ditangguhkan UNGA

Pihak berwenang tidak mengenakan pajak film di sebagian besar negara bagian, polisi dan instansi lainnya untuk menonton film tersebut.

Banyak video dibagikan di media sosial dan menunjukkan banyak orang pergi ke bioskop menuntut balas dendam dan membunuh kaum Muslim.

Ada klip video yang menunjukkan seorang biksu Hindu, Swami Jeetendranand, memimpin sekelompok orang di kalangan nasionalis dan bersorak anti-Islam.

Baca Juga: Putin Menyerah Taklukan Kyiv? Ini Penjelasan Menteri Pertahanan Amerika Serikat

"Kami pikir kami aman tetapi kami aman kecuali mereka tidak menyerang kami. Muslim tidak hanya berbahaya bagi India tetapi seluruh dunia," katanya dalam Berita Harian Malaysia dikutip ARAHKATA, Sabtu 9 April 2022.

Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim dibagi menjadi dua provinsi. Satu telah dimiliki oleh India dan yang lainnya oleh Pakistan sejak 1947.

Banyak insiden berdarah telah dicatat di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kejam! Tentara Rusia Jadikan Penduduk Ukraina 'Perisai Manusia'Seorang jurnalis Pandit Kashmir, Sanjay Kaw, yang melarikan diri dari provinsi itu pada 1990-an, mengatakan film tersebut tidak merujuk pada penganiayaan terhadap komunitas Muslim di wilayah itu sebelum atau sesudahnya.

"Salah satu kerabat saya ditembak mati. Hampir 300 meter dari rumah kami. Film ini hanya berbicara tentang bagian migrasi massal dan hanya mengacu pada kegagalan negara tetapi bukan hal-hal yang menyebabkan situasi itu (kekejaman)," kata Kaw.

Seorang sutradara film, Vivek Agnihotri, yang mengaku sebagai penggemar Modi mengatakan bahwa pembuatan film untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang terluka.

Baca Juga: Mendarat Darurat Pesawat Kargo Terbelah Dua, Begini Kronologinya!

Bagi pembuat film dokumenter, Sanjay Kak, film tersebut tentu memiliki agenda karena sangat mempengaruhi wacana Islamofobia saat ini di masyarakat, khususnya India.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: berita harian malaysia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah