China Tegaskan Kembali Sikap Atas Rusia, NATO Pemicu Krisis Ukraina?

- 21 April 2022, 17:53 WIB
Presiden China, Xi Jinping melalui video pada KTT Uni Eropa-China pada 1 April 2022.
Presiden China, Xi Jinping melalui video pada KTT Uni Eropa-China pada 1 April 2022. /Tangkap layar Youtube.com/CGTN


ARAHKATA - China menegaskan kembali penolakannya terhadap sanksi sepihak dan perluasan yurisdiksi atas Rusia akibat invasi yang dilakukan.

Presiden China Xi Jinping menegaskan sebagai sikap republik dan dukungannya terhadap Rusia dengan menolak sanksi sepihak dan perluasan yurisdiksi.

China telah berulang kali mengkritik sanksi Barat, termasuk negara-negara yang menentang Rusia.

Baca Juga: Ukraina Ingin Berunding dengan Rusia di Mariupol

Namun, pihaknya juga melakukan tindakan pencegahan untuk tidak memasok bantuan ke Moskow.

Xi Jinping menyampaikan pidatonya melalui konferensi video pada hari ini 21 April 2022 dalam peranannya dengan Forum Boao tahunan untuk Asia, yang berkumpul di Hainan, selatan pulau China.

Jinping memperingatkan decoupling ekonomi dan taktik tekanan seperti memotong rantai pasokan tidak akan berhasil menghentikan Rusia.

Baca Juga: Ukraina Terima Bantuan Militer dari AS, Barat Berubah Haluan?

“China ingin menerapkan inisiatif keamanan global yang menjunjung tinggi prinsip persatuan keamanan. Kita harus menjunjung tinggi prinsip persatuan keamanan, membangun keseimbangan, mengembangkan keamanan yang efektif dan berkelanjutan dan menentang pembangunan keamanan nasional atas dasar ketidakamanan di negara lain,” katanya dalam Reuters dikutip ARAHKATA pada Kamis 21 April 2022.

Rusia bersikeras bahwa pemerintah Barat menghormati perjanjian 1999 berdasarkan prinsip serikat keamanan yang menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat memperkuat keamanannya sendiri dengan mengorbankan orang lain.

China dan Rusia menolak untuk mengutuk agresi terhadap Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi khusus.

Baca Juga: Ancaman! Turki Khawatirkan Laboratorium Biologi Yang Dikendalikan AS

China mengklaim bahwa krisis di Ukraina dipicu oleh perluasan 'kekuatan' North Atlantic Treaty Organization (NATO) ke timur.

Jinping mengatakan upaya diperlukan untuk menstabilkan rantai pasokan global sambil menambahkan ekonomi China tangguh dan tren jangka panjang tetap tidak berubah.

Perekonomian China menghadapi masalah akibat dampak dari upaya agresifnya untuk menahan penyebaran COVID-19, terutama di Shanghai sebagai pusat ekonomi.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x