WHO 'Rekomendasikan' Pil COVID-19 Pfizer, Ini Harganya!

- 22 April 2022, 10:49 WIB
Ilustrasi vaksinasi dosis Booster jenis Pfizer tanggal 29 Maret- 2 April 2022 di Rumah Sakit Lavalette.
Ilustrasi vaksinasi dosis Booster jenis Pfizer tanggal 29 Maret- 2 April 2022 di Rumah Sakit Lavalette. //Pixabay.com/geralt

 

 

ARAHKATA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 'sangat merekomendasikan' pil antivirus COVID-19 Pfizer Paxlovid untuk pasien dengan gejala sedang.

Rekomendasi WHO didasarkan pada temuan dua uji coba pada hampir 3.100 pasien yang menunjukkan bahwa Paxlovid mengurangi risiko rawat inap hingga 85 persen.

Kombinasi Nirmatrelvir dan Ritonavir Pfizer, raksasa farmasi AS adalah 'pilihan unggul' pengobatan untuk orang yang tidak divaksinasi, orang tua atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah dengan COVID-19.

Baca Juga: Jokowi: Defend ID Momentum Transformasi Ekosistem Industri Pertahanan Nasional

Untuk pasien yang sama, WHO juga membuat 'rekomendasi bersyarat (lemah)' untuk Remdesivir, obat antivirus yang diproduksi oleh perusahaan bioteknologi AS Gilead yang sebelumnya tidak direkomendasikan.

WHO merekomendasikan Paxlovid daripada Remdesivir, serta pil Molnupiravir dan antibodi monoklonal Merck.

"Perawatan oral Pfizer mencegah lebih banyak rawat inap di rumah sakit daripada alternatif yang tersedia, memiliki lebih sedikit kekhawatiran bahaya yang ditimbulkan daripada molnupiravir, dan lebih mudah diberikan daripada remdesivir dan antibodi intravena," kata pakar WHO dalam Berita Harian Malaysia dikutip ARAHKATA pada Jumat, 22 April 2022.

Baca Juga: Jokowi: Tindak Tegas Tersangka Ekspor CPO Masih Menjabat

Rekomendasi ini berlaku untuk seseorang berusia 18 tahun ke atas, tetapi tidak untuk wanita hamil atau menyusui.

WHO juga menekankan keterbatasan pengobatan antivirus. “Obat hanya bisa diberikan ketika penyakitnya masih dalam tahap awal,” kata WHO.

Pasien harus cepat dites dan diberi pil berdasarkan resep dokter.

Baca Juga: Iriana Jokowi Beri Penghargaan 514 Perempuan Berprestasi Indonesia

Pil COVID-19 dipandang sebagai langkah yang berpotensi besar dalam mengakhiri pandemi karena dapat diambil di rumah, bukan di rumah sakit.

Pasien harus mulai meminum pil Paxlovid dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala dan harus meminumnya selama lima hari.

Remdesivir dapat diminum dalam waktu tujuh hari setelah gejala muncul, tetapi diberikan secara intravena selama tiga hari.

Baca Juga: Pesan Presiden Jokowi pada Peringatan Nuzulul Quran

WHO meminta Pfizer untuk 'membuat harga dan penawarannya lebih transparan untuk Paxlovid.

Penasihat Senior WHO Lisa Hedman mengatakan stasiun radio NPR melaporkan satu set pil Paxlovid seharga 530 dolar AS atau setara dengan Rp7,6 juta di Amerika Serikat.

Sumber lain yang tidak dikonfirmasi oleh WHO memberikan harga 250 dolar AS atau setara dengan Rp3,5 juta bagi negara-negara berpenghasilan menengah ke atas.

Baca Juga: 115 Juta Warga Terancam Miskin, Akibat Kebijakan Jokowi Neoliberal Pro Oligarki

Namun badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinannya dengan ketidaksetaraan akses vaksin COVID-19.

Menjadikan negara-negara berpenghasilan rendah sulit mengakses vaksin bahkan obat yang telah dipasarkan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: berita harian malaysia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x