Konvoi Evakuasi Ukraina Akhirnya Tiba di Zaporizhzhia, Berikut Kesaksian Warga Sipil

- 15 Mei 2022, 19:43 WIB
Pengungsi Ukraina tiba di perbatasan antara Polandia dan Ukraina, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Medyka, Polandia, 25 Februari 2022.
Pengungsi Ukraina tiba di perbatasan antara Polandia dan Ukraina, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Medyka, Polandia, 25 Februari 2022. /REUTERS/Kacper Pempel/

ARAHKATA - Sebuah konvoi mobil dan van besar-besaran yang membawa pengungsi dari Mariupol akhirnya tiba di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina.

Konvoi mobil dan van yang membawa pengungsi tiba di kota Zaporizhzhia kemarin setelah berhari-hari menunggu izin dari tentara Rusia untuk meninggalkan daerah konflik.

Konflik di Mariupol, Ukraina yang sekarang sebagian besar dikuasai oleh Rusia diduga rusak parah selama perang selama 80 hari.

Baca Juga: Puncak Peringatan May Day, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Serukan Pekik Perjuangan Buruh

Dengan demikian, pihak Ukraina mengevakuasi warga sipil secara bertahap dari kota yang hancur tersebut untuk jangka waktu lebih dari dua bulan.

Pengungsi pertama-tama harus keluar dari Mariupol dan kemudian harus menuju Berdyansk yang terletak sekitar 80 kilometer (km) arah barat di sepanjang pantai dan pemukiman lainnya, sebelum berkendara sejauh 200 km ke barat laut menuju Zaporizhzhia.

Seorang pensiunan, Nikolai Pavlov, 77 tahun, mengatakan dia tinggal di ruang bawah tanah selama sebulan setelah apartemennya dihancurkan.

Baca Juga: Israel Buka Kembali Perlintasan Erez, Ini Alasannya

Menurut Pavlov, saudaranya membantu menggunakan 'pengalihan rahasia' sampai dia berhasil membawanya keluar dari Mariupol ke Berdyansk.

"Kami hampir tidak berhasil. Ada banyak orang tua di antara kami. Itu sangat buruk selama perjalanan. Tapi itu sepadan," katanya setelah konvoi tiba di lokasi pada malam hari kepada Reuters dikutip ARAHKATA, Minggu 15 Mei 2022.

Sebelumnya, seorang pembantu walikota Mariupol mengatakan konvoi antara 500 hingga 1.000 mobil adalah 'operasi' evakuasi simultan terbesar dari kota sehubungan adanya invasi Rusia pada 24 Februari.

Baca Juga: Terbang ke Vietnam, Prabowo Dukung Tim Pencak Silat Indonesia di SEA Games 2021

Iryna Petrenko, 63 tahun, mengatakan dia awalnya tinggal di kota untuk merawat ibunya yang berusia 92 tahun dan kemudian orang tuanya juga meninggal.

"Kami menguburkan ibu di sebelah rumahnya karena tidak ada area lain untuk dikuburkan," katanya, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang tidak mengizinkan sejumlah besar mobil meninggalkan daerah.

Hanya Azovstal yang tersisa, sebuah kota pelabuhan yang masih berada di bawah kendali pejuang Ukraina setelah pertempuran berkepanjangan.

Baca Juga: Baru Tahu, Nomer HP di Korea Tercantum dalam Plat Kendaraan Pribadi

"Rumah orang tua saya terkena serangan udara. Semua jendela hancur," kata Yulia Panteleeva, 27 tahun, yang sekarang sendirian tanpa anggota keluarga lainnya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah