Iran Tutup Perbatasan Irak Usai Ulama Syiah Pensiun dari Dunia Politik

- 31 Agustus 2022, 13:49 WIB
ilustrasi demonstrasi Afrika
ilustrasi demonstrasi Afrika /Fajrul_Falah/

Pemberitahuan itu menyusul bentrokan hebat yang menewaskan 23 orang di Baghdad.

Kekerasan tersebut berakar dari kebuntuan politik di Irak. Akibatnya, negara itu belum memiliki pemerintahan baru selama hampir setahun terakhir.

Baca Juga: Sebanyak 12 Rudal Iran Jatuh di Arbil Irak, Klaim Target ke Israel

Ketegangan kemudian meningkat saat al-Sadr mengumumkan akan meninggalkan politik pada Senin 29 Agustus.

Para pendukungnya lantas menyerbu kompleks pemerintahan di Zona Hijau.

Pertempuran mereka dengan faksi-faksi Syiah saingan pro-Iran berkecamuk hingga Selasa 30 Agustus. Hingga kini, petugas medis mendapati 380 orang yang terluka dalam bentrokan.

Baca Juga: Minta Bantuan Jokowi, TKW di Irak: Tolong Pulangkan Saya Pak!

Sebagian mengkhawatirkan, gejolak tersebut dapat menyebabkan konflik sipil baru. Analis mengatakan, al-Sadr tengah memobilisasi loyalisnya demi menekan lawan. Sehingga, dia dapat memiliki pengaruh dalam pembentukan pemerintahan baru.

"Apa pun artinya, dalam gaya [Gerakan] Sadrist yang khas, selalu ada penarikan kembali yang dapat diprediksi," terang analis dari European Council on Foreign Relations (ECFR), Hamzeh Hadad.

"Yang kedua, dan dugaan yang lebih menakutkan seputar ini adalah bahwa dia memberi para pengikutnya persetujuan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan," tambah dia.***

Halaman:

Editor: Tia Martiana

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x