Duh! Lebanon Terancam Terkena Wabah Kolera

- 31 Januari 2023, 10:42 WIB
Duh! Lebanon Terancam Terkena Wabah Kolera
Duh! Lebanon Terancam Terkena Wabah Kolera /ANTARA/

ARAHKATA - Penyebaran wabah Kolera menghantui Lebanon. Otoritas Lebanon sebelumnya telah memperingatkan wabah Kolera pada Rabu 19 Januari 2023.

Infrastruktur sanitasi yang buruk dinilai akan meningkatkan risiko penyebaran Kolera di Lebanon.

Dilansir Arahkata Selasa 31 Januari 2023, Kementerian Kesehatan telah mencatat 169 kasus kolera terhitung sejak 6 Oktober. Sedangkan jumlah kematian hingga saat ini telah mencapai lima orang. 

Baca Juga: Malang! Bocah Bangladesh Main Petak Umpet dalam Kontainer Tiba-Tiba Keluar di Malaysia

Pelaksana tugas Menteri Kesehatan Masyarakat Firass Abiad mengatakan bahwa krisis keuangan, politik, dan kesehatan di Lebanon telah meningkatkan risiko penyebaran wabah di samping infrastruktur sanitasi yang buruk.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penyebaran Kolera ini juga menjadi bukti lemahnya perbatasan antara Lebanon dan Suriah. Kasus ini pertama di Lebanon berasal dari seorang warga negara Suriah yang tinggal di kota di sebelah utara, Akkar.

"Sebagian besar kasus Kolera ditemukan pada warga negara Suriah. Namun kini mulai ada peningkatan kasus di antara orang Lebanon,” jelas Abiad.

Baca Juga: 8 Orang Tewas Akibat Gelombang Panas Ekstrem di Afrika Selatan

Faktanya, saat ini Lebanon menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah yang mengungsi akibat perang. Warga negara Suriah yang dilanda kemiskinan itu tinggal di kamp pengungsi dengan sanitasi yang buruk. Mereka juga kekurangan air bersih dan sistem pembuangan limbah yang memadai.

“Kurangnya sanitasi membuat kamp yang ramai menjadi area berisiko tinggi,” kata jurnalis Al Kazeera Zeina Khodr dalam pengamatannya di Akkar, Lebanon, Rabu 19 Januari 2023.

“Kasus tidak lagi terbatas pada kamp-kamp yang berbatasan dengan Suriah, tetapi sejak itu menyebar ke daerah-daerah miskin yang air minum sangat tercemar dan kadang-kadang bercampur dengan air limbah.” tambahnya.

Baca Juga: WHO Serukan Tindakan Segera Usai Kematian Anak Akibat Obat Batuk Sirup

Abiad menjelaskan air yang terkontaminasi digunakan untuk pertanian, menyebarkan penyakit ke buah dan sayuran yang dikonsumsi masyarakat. Sedangkan di satu sisi, infrastruktur air dan sistem perawatan kesehatan  terbengkalai akibat krisis keuangan dan ledakan pelabuhan Beirut pada 2020.

“Air yang terkontaminasi di banyak daerah adalah elemen utama yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus, selain kontaminasi sayuran dari air irigasi. Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi juga merupakan faktor yang berkontribusi,” kata Abiad.

Faktor risiko lainnya yang mengancam peningkatan penyebaran Kolera adalah aliran Sungai Efrat. Sungai ini diyakini sebagai faktor penyebab penyebaran kolera melalui air di Suriah sejak 2009. 

Baca Juga: WHO Serukan Tindakan Segera Usai Kematian Anak Akibat Obat Batuk Sirup

Menurut pantauan PBB, hampir dua pertiga dari instalasi pengolahan air di Suriah telah rusak. Sejak saat itulah, mereka memanfaatkan Sungai Efrat sebagai sumber air.

Wabah kolera umumnya tertular dari makanan atau air yang terkontaminasi. Mereka yang terinfeksi Kolera akan mengalami diare dan muntah. Menurut WHO, kolera dapat membunuh hanya dalam hitungan jam jika tidak diobati. Tetapi banyak dari mereka yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau hanya berupa gejala ringan.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x