Network
ARAHKATA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) merubah kebijakan dana BOS dari cara perhitungannya menjadi majemuk mengikuti indeks termahal di Papua atau Maluku atau daerah kepulauan pada tahun 2021.
Sehingga, perubahan tersebut mengalami peningkatan yang bervariasi dari penggunaan dana BOS sesuai karakteristik dan kebutuhan daerah.
Adapun daerah yang mengalami perubahan seperti, SDN YPPK Sanepa di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, yang pada 2020 mendapatkan satuan biaya BOS sebesar Rp900.000, tahun 2021 ini menjadi sebesar Rp1.960.000 per siswa.
Sementara, besaran alokasi BOS 2020 yang sebesar Rp159.300.000, tahun 2021 ini menjadi sebesar Rp346.920.000.
Lalu, dana BOS khusus sekolah yang berada di Papua juga meningkat hingga 40-50% yang penigkatannya hampir dua kali lipat dari sebelumnya.
“Ini yang kami maksud dengan kebijakan anggaran yang benar-benar berkeadilan sosial dan mendukung tingkat kualitas pembelajaran di mana yang lebih membutuhkan dapat lebih,” kata Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.
Hal tersebut sudah dikoreksi sehingga Kemendikbud menyebutkannya menjadi kebijakan BOS Majemuk.
“Ini yang membuat saya sangat bangga dengan kebijakan ini. Karena pertama kalinya, teman-teman di daerah 3T bisa terbantu secara signifikan,” ungkap Nadiem.
Sebelumnya diketahui, perhitungan dana BOS untuk setiap sekolah adalah selaras, di mana biaya yang didapatkan per anak adalah sama.
