Ketua MPR Dukung PTDI Kembangkan Produksi Pesawat N219 Nurtanio

- 4 Juli 2022, 22:03 WIB
Pesawat N219 Nurtanio.
Pesawat N219 Nurtanio. /Dok. ristekbrin

"Sekaligus penyiapan pengembangan pesawat N219 versi amfibi yang saat ini sudah memasuki tahapan detail desain, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan prototyping and structure test, development flight test, dan ditargetkan perolehan amendment type certificate (ATC)/sertifikasi amfibi di tahun 2024," jelasnya.

Harga jual N219 Nurtanio sangat kompetitif yaitu sekitar 6,8 juta dolar AS atau sekitar Rp97,24 miliar dan total pesanannya sudah mencapai ratusan unit, katanya. Bahkan pasar internasional seperti Nigeria, Tiongkok, dan Meksiko juga sudah menyatakan ketertarikan terhadap pesawat N219 Nurtanio.

Baca Juga: Kasad Perintahkan Manfaatkan Lahan Tidur, Antisipasi Krisis Pangan

"Untuk meningkatkan kemampuan komersialisasi pesawat N219, seperti kemudahan pembiayaan bagi pembeli, perlu dukungan pembiayaan dari perbankan Indonesia, maupun dengan skema leasing oleh perusahaan di Indonesia," jelasnya.

Dia menilai kemampuan PT Dirgantara Indonesia dalam memproduksi pesawat terbang tidak perlu diragukan.

Pada Juni 2022, perusahaan tersebut menyerahkan satu unit Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kementerian Pertahanan untuk dioperasikan oleh Skuadron 800 Puspenerbal TNI Angkatan Laut.

Baca Juga: Kapolri: HUT Ke-76 Bhayangkata Teruslah Bekerja Ikhlas Agar Kian Dicintai Masyarakat

Selain itu, di tahun 1978-2019, PT Dirgantara Indonesia mengirimkan 10 unit pesawat buatannya ke Thailand, seperti lima unit NC212 untuk keperluan pertanian yang dipesan Department of Royal Rainmaking.

"Lalu dua unit CN235-200 serta satu unit CN235-200M pesanan Royal Thai Police untuk alat transportasi militer serta dua unit NC212i pesanan Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC)," jelasnya.

Akhir 2021, PT Dirgantara Indonesia melakukan uji terbang pesawat perdana CN235-220 dari Bandung ke Jakarta dengan menggunakan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen bernama Bioavtur J2.4.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x