Eka menduga ada beberapa hal yang menyebabkan Effendi Simbolon menyampaikan narasi isu disharmoni hubungan Panglima dan KSAD.
Pertama, mungkin saja kejiwaan Effendi Simbolon sedang tidak stabil atau terganggu. Atau bisa saja dia prostasi karena tidak terpilih menjadi menteri pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Jika itu terjadi, maka Effendi Simbolon disarankan segera memeriksa kejiwaannya.
Kedua, apakah Effendi Simbolon memang memiliki niat busuk menjatuhkan citra TNI. Jika itu yang terjadi maka hal tersebut harus diwaspadai, karena yang merusak TNI pasti penghianat atau PKI.
Ketiga, apakah Effendi Simbolon memang spontan menyampaikan narasi disharmoni hubungan Panglima dan KSAD dan tidak menyadari dampaknya.
“Kita berhara agar Effendi Simbolon menghadirkan narasi rasa aman, nyaman dan tenteram. Marilah kita bernarasi yang menyejukkan dan merakarkan,” harapnya.
Baca Juga: Presidum PA 212 Sebut Effendi Simbolon Cari Sensasi Umbar Ketidakharmonisan Panglima TNI dan KSAD
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto, meminta politisi tidak memperkeruh suasana keamanan nasional. Jangan sampai ada narasi dan opini yang membuat situasi nasional gaduh.
“Kalau misalnya dua-duanya menganggap tidak ada masalah maka sesuatu yang dihembuskan tidak perlu lagi diungkapkan agar konsentrasi bekerja tanpa ada opini-opini yang lain,” katanya.
Menurut Sunanto, Jenderal Andika dan Jenderal Dudung lebih baik fokus bekerja secara profesional untuk bangsa dan negara.