Menurut Nyarwi, kriteria ini bisa bersumber dari variabel atau faktor elektoral dengan melihat elektabilitasnya.
Ia juga menyebutkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD adalah salah satu tokoh yang potensial dan juga berasal dari kalangan yang pertama.
Baca Juga: Kasad Jenguk Prajurit Korban Penyerangan KST Papua di RSPAD
Adapun tokoh-tokoh potensial yang berpeluang di situ mulai dari jajaran menteri yang saat ini membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), pimpinan partai hingga kepala daerah atau mantan kepala daerah.
Tidak hanya itu, apabila isu penegakan hukum di masa depan dianggap sebagai isu yang paling krusial di mata elit dan juga mayoritas pemilih Indonesia, maka peluang Mahfud MD kian besar.
Di sisi lain, apabila isu tersebut kurang dipandang penting oleh elit-elit parpol dan juga oleh para pemilih, maka peluang Mahfud untuk mendapatkan tiket bakal cawapres dan dinominasikan oleh partai-partai pendukung Presiden Jokowi akan makin kecil. Namun, dinamika elektoral tentu masih terus berlangsung.
Baca Juga: Terhambat Arus Balik Mudik, Ketersediaan AMDK Galon Menipis
Kendati demikian, dia melihat peluang Mahfud MD masih kecil. Sebab, dukungan dari pimpinan parpol untuk menonimasikan Mahfud sebagai sosok bakal cawapres pendamping Ganjar belum muncul.
Lalu, data-data survei dari lembaga-lembaga kredibel juga mengindikasikan dukungan pemilih ke Mahfud sebagai sosok bakal cawapres juga masih sangat rendah.
"Ini masih tahap awal tentu saja kita perlu mencermati perubahan dinamika elektoral preferensi pemilih pada sosok-sosok potensial yang berpeluang dinominasikan oleh partai-partai sebagai pendamping Ganjar setiap saat.