Presiden Jokowi Sebut Boleh Memihak di Pilpres 2024, Menuai Polarisasi Makin Tajam

- 24 Januari 2024, 21:40 WIB
Screenshot Video Presiden Jokowi Di Lanud halim Perdanakusuma Jakarta / twitter/@Mdy_Asmara
Screenshot Video Presiden Jokowi Di Lanud halim Perdanakusuma Jakarta / twitter/@Mdy_Asmara /

ARAHKATA - Keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan menimbulkan persoalan etika politik yang serius.

Sebelumnya Jokowi mengeluarkan pernyataan yang menyebut presiden boleh berkampanye dan boleh juga memihak dalam Pilpres 2024.

Pengamat Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman mengatakan keberpihakan presiden bisa mengakibatkan polarisasi di masyarakat semakin tajam.

Baca Juga: Hasto Sebut Kader PDIP Siap Angkat Koper dari Kabinet Tapi Ditahan Megawati 

Menurutnya, ungkapan Jokowi itu menambah deretan persoalan etika pada proses pemilu kali ini.

“Pilpres 2024 diawali dengan persoalan etika, dengan kemunculan Gibran Rakabuming Raka sebagai kandidat cawapres, yang notabene adalah anak dari Presiden Jokowi sendiri. Maka apa yang disampaikan Jokowi ini menjadi masalah etika politik serius,” katanya, Rabu, 24 Januari 2024.

Secara umum endorsement yang dilakukan oleh presiden dalam pilpres kepada satu kandidat calon presiden diperbolehkan.

Baca Juga: Mencuat Setelah Debat Cawapres, Apa Itu Secondhand Embarrasment? 

Misalnya Barrack Obama yang pernah melakukan endorsement kepada kandidat Presiden kepada Hillary Clinton saat melawan Donald Trump dalam pilpres di Ameriksa Serikat pada 2016.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x