Simak! Alasan Dibalik Penamaan Bulan Ramadhan

15 April 2022, 21:11 WIB
Simak asal muasal penamaan bulan ramadhan berikut ini /pixabay/chiplanay

ARAHKATA - Bulan Ramadhan memang menjadi salah satu bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat muslim.

Mengingat Ramadhan adalah sebagai momentum sakral untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah.

Pada bulan ini juga terdapat banyak rahmat yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya.

Baca Juga: Menguak Mitos Setan Diikat di Bulan Ramadhan

Karena itu, tak mengherankan jika umat Islam sangat bahagia dengan kedatangan bulan yang satu ini.

Sebagian orang mungkin banyak yang belum mengetahui asal usul dari penamaan bulan ramadhan tersebut.

Penasaran bagaimana tercipta nama bulan suci tersebut? Yuk simak alasan dibalik nama ramadhan, dikutip Arahkata dari laman web nu online Jumat, 15 April 2022 :

Baca Juga: Kenapa Nuzulul Qur'an Diperingati 17 Ramadhan? Begini Penjelasannya

Kata 'Ramadhan' (رمضان) sendiri pada dasarnya diambil dari kata “ramidla” (رَمِضَ), yang berarti panas.

Para ulama kemudian menjadikan makna panas pada kata 'ramadhan' dengan arti membakar atau menghapus semua dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut.

Semua itu bukanlah kesimpulan yang tanpa berdasarkan landasan apa pun, melainkan punya dasar dari hadits Rasulullah dan beberapa pendapat para ulama, di antaranya sebagai berikut:

Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam al-Mawardi.

Dalam salah satu kitabnya menjelaskan, alasan tersebut karena pada bulan Ramadhan merupakan bulan pembakaran dosa.

Baca Juga: Kreasi Menu Ramadhan: Korean Hotteok Selai Kacang

Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:

وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ

Artinya, “Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena karena membakar dosa.”

Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang.

Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).

Baca Juga: Sahkah Puasa Jika Mandi Junub Setelah Adzan Subuh Saat Ramadhan? Ini Jawabannya

Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang.

Dengan umat Islam berpuasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).

Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H), dalam kitabnya juga menyebutkan sebagai berikut.

Bahwa di balik alasan penamaan tersebut adalah karena bulan Ramadhan bisa menghilangkan semua dosa-dosa yang ada diri orang berpuasa.

Baca Juga: Unik! Umat Islam Rayakan Dua Kali Ramadhan Di Tahun 2030

Hanya saja, ada beberapa alasan lain yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Dalam kitabnya disebutkan:

لِأَنَّهُ يُرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ يُحْرِقُهَا، وَقِيلَ: لِأَنَّ الْقُلُوبَ تُؤْخَذُ فِيهِ مِنْ حَرَارَةِ الْمَوْعِظَةِ، وَقِيلَ : سُمِّيَ رَمَضَانَ لِأَنَّهُمْ لَمَّا نَقَلُوا أَسْمَاءَ الشُّهُورِ عَنْ اللُّغَةِ الْقَدِيمَةِ سَمَّوْهَا بِالْأَزْمِنَةِ الَّتِي وَقَعَتْ فِيهَا فَوَافَقَ زَمَنَ الْحَرِّ وَالرَّمَضِ


Artinya, “Sesungguhnya, (dinamakan Ramadhan) karena menghilangkan dosa-dosa, atau membakar (dosa-dosa).

Dikatakan (menurut satu pendapat), karena hati menerima panasnya nasihat (mauidzah). Dikatakan (pula), dinamakan Ramadhan karena masyarakat terdahulu ketika memberi nama pada bulan-bulan dengan bahasa terdahulu.

Baca Juga: Tiga Kejadian Penting di Bulan Ramadhan dalam Sejarah Rasulullah

Mereka menamai bulan dengan musim yang bertepatan pada bulan tersebut, dan Ramadhan bertepatan dengan musim panas.” (Imam Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 1995], juz XII, halaman 43).

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pada bulan Ramadhan seharusnya dijadikan momentum yang tidak sia-sia untuk bertobat kepada Allah.

Atas segala dosa yang pernah dilakukan selama satu tahun. Sebab, di bulan ini akan lebih diterima pengampunan kita dan mudah pula juga semua dosa-dosa diampuni oleh-Nya.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler