Kebiasaan Menahan Kencing, Hati-hati 6 Dampak Buruknya

- 5 Desember 2020, 02:38 WIB
Ilustrasi menahan kencing
Ilustrasi menahan kencing /Pixabay

ARAHKATA - Buang air kecil atau kencing merupakan sebuah kebiasaan yang terlihat sepele, tetapi memiliki dampak besar bagi kesehatan jika sering ditahan. Padahal, keadaan ini adalah sesuatu yang alamiah terjadi.

Ketika kencing, tubuh akan membuang semua limbah yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Urine ditampung dalam sebuah kantong, yaitu kandung kemih.

Kapasitas kantong ini pada orang dewasa adalah sekitar dua cangkir atau 500 mL. Bila diperlukan, kandung kemih dapat meregang untuk menampung lebih banyak urine.

Baca Juga: Meski Sudah Punya Cucu, Wanita Ini Masih Terlihat Seperti ABG

Umumnya, orang sehat memiliki frekuensi kencing sebanyak 8-10 kali per hari atau setiap 2-3 jam. Anda dapat menahan kencing dengan nyaman hingga 5 jam.

Ketika kandung kemih sudah setengah penuh, saraf-saraf yang mengitarinya mulai aktif. Saraf-saraf ini mengirimkan sinyal ke otak, yang memicu keinginan kencing.

Namun, otak merespons kembali dengan memberi sinyal ke kandung kemih untuk menahan kencing sampai waktunya tiba, yakni ketika tiba di toilet.

Baca Juga: Cara Tepat Memberi Pemahaman Kepada Anak Tentang Covid-19

Kala menahan kencing, secara sadar Anda melawan sinyal-sinyal tersebut. Sesekali menahan mungkin wajar. Namun, jika menjadi kebiasaan, waspadalah akibat menahan buang air kecil pada kesehatan saluran kemih.

Dengan terus menerus menahan urine yang hendak keluar, maka akan menyebabkan infeksi saluran kemih.

Pasalnya, kuman dan beragam zat buangan di kandung kemih disimpan terlalu lama. Apabila terus berlanjut, infeksi pun akan menjalar ke ginjal karena bakteri yang juga terus berkembang biak, sehingga bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain.

Baca Juga: Noken Papua Jadi Doodle Google Hari Ini, Begini Penjelasannya

Adapun dampak menahan kencing secara khusus bisa kamu simak sebagai berikut:

1. Nyeri
Jika sering mengabaikan keinginan kencing, Anda bisa mengalami nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang. Nyeri tersebut berasal dari kram otot-otot kandung kemih yang tetap berkontraksi, meskipun urine sudah dikeluarkan.

Akibat sering menahan kencing juga dapat muncul keluhan nyeri pinggang yang berasal dari masalah ginjal. Rasa nyeri juga dapat dirasakan ketika sedang berkemih.

Baca Juga: Melongok Lahirnya Komunitas Pecinta Mobil Perak Lampung

2. Kandung Kemih Longgar
Dalam jangka panjang, kebiasaan menahan kencing dapat melonggarkan kandung kemih karena teregang saat terisi penuh. Hal ini akan mempersulit kontraksi saat mengeluarkan urine, sehingga muncul keluhan sulit atau tidak bisa BAK.

Kondisi kandung kemih longgar ini dapat bersifat permanen atau menetap. Akibatnya, diperlukan alat bantu seperti kateter untuk mengeluarkan urine.

3. Infeksi Saluran Kemih
Pada kondisi normal, di dalam kandung kemih terdapat sejumlah bakteri yang sifatnya protektif. Jika kondisinya berubah, seperti akibat menahan kencing terlalu lama, bakteri tersebut dapat tumbuh berlebihan, hingga memicu infeksi saluran kemih.

Baca Juga: Marak Penjualan Mysteri Box Viral di Toko Online, Ternyata Isinya Mengejutkan

Infeksi bisa menyebar dan meluas ke ginjal, serta menimbulkan dampak buruk lebih lanjut. Risiko infeksi juga lebih besar apabila Anda kurang minum.

Kandung kemih tidak pernah cukup penuh untuk mengirimkan sinyal ke otak dan menimbulkan keinginan untuk kencing. Bakteri di dalamnya pun berkesempatan untuk berkembang biak dan memicu infeksi.

4. Batu Ginjal
Pada orang yang rentan, menahan kencing bisa memicu batu ginjal. Terutama pada mereka yang punya riwayat batu ginjal ataupun kadar mineral di dalam urine cenderung tinggi, yaitu kalsium, oksalat, sistin, dan asam urat.

Baca Juga: Salah Kaprah Arti Kata ‘Bahlul’, Ternyata Ini Makna Sebenarnya!

Selain itu, batu ginjal tetap dapat terbentuk meskipun kadar mineral tersebut normal. Yakni, saat jumlah produksi urine setiap hari sedikit, misalnya dalam kondisi kurang minum dan dehidrasi.

5. Mengompol
Kebiasaan menahan kencing dapat pula merusak otot-otot dasar panggul. Salah satunya adalah otot berbentuk donat di sekeliling uretra (spinchter urethra). Otot tersebut menjadikan lubang saluran kemih tetap dalam keadaan tertutup. Urine pun tidak bocor ataupun merembes.

Apabila otot berbentuk donat ini rusak, Anda akan kesulitan menjaga lubang saluran kemih tetap tertutup. Akibatnya, urine dapat dengan mudah mengalir keluar kapan pun dan timbul keluhan mengompol.

Baca Juga: Siomay Ikan Tenggiri yang Menggugah Selera

6. Masalah Ginjal
Dampak negatif sering menahan kencing antara lain adalah resiko munculnya masalah ginjal. Seperti disebutkan sebelumnya, nyeri pinggang dapat menjadi salah satu ciri-ciri masalah ginjal.

Kandung kemih terhubung melalui sebuah saluran dengan ginjal. Walaupun jarang, menahan kencing dapat menyebabkan air seni “naik” kembali ke ginjal. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada ginjal, bahkan kerusakan ginjal.

Tak mengapa menahan kencing sesekali jika memang kondisinya tak memungkinkan. Namun, jangan sampai menjadikannya kebiasaan, ya, karena dampak buruknya tak sepadan.***

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x