Kisah Mistis Dibalik Tarian Sintren Bikin Merinding!

- 5 Februari 2021, 17:45 WIB
ilustrasi mistis
ilustrasi mistis /Istimewa/ARAHKATA

ARAHKATA - Tarian Sintren atau yang dikenal dengan Lais merupakan tarian kesenian tradisional masyarakat Jawa, khususnya Cirebon.

Tarian ini juga terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain, Indramayu, Cirebon, Subang utara, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan.

Tarian Sintren dikenal dengan tarian mistis/magis yang berawal dari kisah cinta sepasang kekasih Sulasih dan Sulandono.

 Baca Juga: Cerita Rakyat Mendadak Trending, Ini 4 Fungsi dan Nilainya!

Kesenian ini berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Bahurekso Bupati Kendal yang pertama, hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari yang dijuluki Dewi Lanjar.

Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, tapi hubungannya tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso.

Akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.

Baca Juga: Catat! Jakarta Belum Lockdown Akhir Pekan Ini

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Raden Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan Raden Sulandono.

Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan).

Dikutip Arahkata dari Lensa Purbalingga, proses tarian tersebut dengan menggunakan kurungan besar dibalut dengan kain merah, diletakkan di depan para penabuh gending.

Baca Juga: Catat! Jakarta Belum Lockdown Akhir Pekan Ini

Disebelahnya, duduk seorang gadis berpakaian biasa tanpa dandan (make up) dan hanya berdiam mematung menunggu perintah.

Ketukan bunyi kenong, gong, slendro serta kendang bercampur aroma kemenyan, mengundang perhatian masyarakat untuk datang.

Kemudian gadis perawan itu didatangi lelaki tua berpakaian hitam, dan mengikat tangan si gadis itu dengan tali.

Baca Juga: UN dan Ujian Kesetaraan Ditiadakan, Berikut Isi Lengkap Edaran Mendikbud! 

Setelah itu, gadis itu dimasukkan ke kurungan. Lelaki tua tersebut membacakan mantra pada gadis di dalam kurungan merah itu.

Tak lama, kurungan itu diangkat dan gadis perawan tersebut sudah memakai pakaian penari lengkap dengan selendang kuning di dadanya.

Pendiri kesenian sintren, Wahyu Turonggo Putri Masirah mengungkap hal mistis di kesenian sintren.

Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Vaksin Covid-19  

Masirah mengaku tanpa jampi jampi tarian sintren tak akan menarik. Ada pemanggilan bidadari untuk memasuki gadis yang perawan.

Gerakan tarian yang gemulai tanda roh bidadari mulai memasuki kedalam tubuh gadis dan dikendalikannya. Selain itu, ada 4 orang penari pendamping yang tugasnya sebagai dayang.

Acara yang mengandung mistis itu digelar di perkampungan warga Dusun Sindeh Desa Wringinharjo Cilacap, pada 11 September 2020 malam lalu.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x