Begini Cara Mengaplikasikan Sikap Sabar

- 1 Maret 2021, 20:22 WIB
Sumber abadikini.com
Sumber abadikini.com /Arahkata

ARAHKATA - Sabar merupakan sikap menahan diri dan menghindari dari apa yang dibenci syariat Allah dan akal manusia.

Sabar juga dapat dikatakan suatu kekuatan daya positif yang memotivasi jiwa, hati, dan akal yang menggerakan indrawi serta fisik, untuk menunaikan kewajiban.

Sabar juga merupakan kekuatan yang dapat menghalangi seseorang untuk melakukan kejahatan. 

Sabar adalah sifat dan sikap kenabian Karena ia memiliki keagungan dan keutamaan yang luar biasa.

Baca Juga: Baca Zikir Ini bisa Mengusir Kegalauan Hati!

Dengan kesabaran yang sempurna seseorang akan memperoleh anugerah kehormatan dari Allah SWT.

Arahkata.com melansir dari buku yang berjudul 'Mengarungi Samudra Ikhlas', karya Rachmat Ramadhana al-Banjari terbitan Diva Press.

Allah berfirman, " Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." QS al-Baqarah 156 - 157.

Sudah seharusnya setiap hamba mengetahui hakikat dibalik setiap peristiwa yang tengah dialaminya atau yang sedang terjadi.

Baca Juga: Sabar Ada Batasnya, Benarkah?

Baiknya kita dapat memahami tujuan Allah SWT menguji hambaNya. Hal ini tidak lain adalah sebagai manifestasi rasa cinta kepada hambaNya. Sebaliknya, kita juga dapat meleburkan diri dan tenggelam dalam lautan cinta bersama Allah.

Sedangkan yang dimaksud dengan sabar dalam perspektif Islam adalah tahan menderita atas sesuatu yang tidak disenangi dengan bersikap ikhlas, ridho, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah.

Sabar dapat membentuk jiwa dan karakter manusia menjadi kuat dan tangguh, tatkala menghadapi berbagai macam ujian, berupa bencana atau musibah dengan ikhlas.

Sabar juga dapat membuat manusia bersikap tenang, jiwanya tidak terguncang. Keseimbangan jiwanya tetap terjaga, hatinya tabah menyelami ujian itu, dan tidak merubah pendiriannya sedikitpun untuk berpaling kepada selain Allah SWT.

Baca Juga: Kenali Makna Sabar, Jika Ingin Hidup Bahagia

Menurut sudut pandang filsafat Islam sikap sabar itu dapat dikategorikan ke dalam lima macam sikap, yaitu:

1.  Sabar dalam beribadah, yaitu tekun mengabdikan diri melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah secara teoretis, aplikatif, dan empiris.

Tetap tegaknya motivasi untuk senantiasa beribadah mengabdikan diri atas dorongan ajaran agama sekalipun berhadapan dengan desakan hawa nafsu.

2. Sabar ketika ditimpa malapetaka,
yaitu teguh hati ketika mendapat ujian baik yang berbentuk kemiskinan, maupun berupa kematian, kecelakaan, diserang penyakit dan lain-lain.

Kalau malapetaka atau musibah itu tidak dihadapi dengan kesabaran maka akan menimbulkan tekanan terhadap jasmani maupun rohani.

Baca Juga: Pasca Terbakar Hebat, Puluhan Kios Pasar Sentral Sinjai Diresmikan Wagub Sulsel

Badan semakin lemah dan lemas, panik, dan akhirnya berujung pada sikap putus asa bahkan ironisnya ada pula yang nekat mengambil keputusan yang tragis seperti bunuh diri.

3. Sabar terhadap kehidupan dunia, beserta tipu dayanya adalah jangan sampai hati terpaut dengan kenikmatan hidup dan kehidupan dunia.

Dunia bukanlah tujuan pencapaian, tetapi sebagai jembatan penghubung bagi kehidupan yang abadi yaitu akhirat.

Bagi orang yang terpesona dengan kemewahan hidup di dunia sehingga ia lupa akan kebahagiaan akhirat yang hakiki, perlu mengingatkan ke dalam hati, bahwa kehidupan dunia bukanlah tujuan utama.

Hendaknya kehidupan di dunia ini dijadikan sebagai ladang amal saleh, berbuat dan berkarya yang terbaik, dan mampu memberikan kemaslahatan secara luas.

4. Sabar terhadap maksiat.
Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat maksiat terus-menerus maka manusia dituntut untuk menghiasi dirinya dengan sifat sabar dan berupaya mengendalikan diri, supaya terhindar dari melakukan perbuatan maksiat.

Baca Juga: Kenali Pertanda Ini untuk Tahu si Dia Telah Jatuh Cinta!

Tarikan untuk mengerjakan maksiat itu sangat kuat sekali mempengaruhi stabilitas diri manusia, dengan berbagai macam dimensinya.

Sebab kemaksiatan dekat dengan hawa nafsu yang selalu dimotivasi oleh setan dan iblis.

Setan dan iblis itu bertindak laksana kipas yang terus-menerus mengipas bara api kecil dalam tungku nafsu, sehingga menjadi berkobar merambat dan melahap ke tempat lain. Apabila api sudah semakin besar maka sangat sukar untuk dipadamkan.

5. Sabar dalam perjuangan di jalan Allah.
Sesungguhnya Allah SWT menguji dan memberikan cobaan kepada hambaNya, agar diketahui kadar ketakwaannya.

Perjuangan di jalan Allah tidak akan lepas dari salah satu hal berikut, ujian terhadap jiwanya, hartanya, kehormatannya atau keluarganya, dan orang-orang yang dicintainya.

Hendaklah setiap hamba menyadari sepenuhnya bahwa setiap perjuangan mengalami masa up and down, masa di atas dan masa di bawah, masa naik dan masa jatuh, masa menang dan masa kalah, masa gembira dan masa berduka.

Kalau perjuangan belum mencapai hasil yang maksimal atau sudah nyata mengalami kekalahan, hendaklah ia berlapang dada dan sabar menerima kenyataan.

Dalam perspektif tasawuf, sabar merupakan kondisi jiwa dan mental dalam mengendalikan stabilitas diri dari suatu hal yang menyakitkan maupun hal yang dapat menyenangkan dirinya.

Maka sabar merupakan salah satu jenis atau tingkatan yang harus ditempuh oleh sufi dalam rangka mendekatkan diri dan melakukan perjumpaan dengan Tuhannya.

Biasanya jenjang atau tingkatan sabar diletakkan sesudah zuhud, karena orang yang mengendalikan dirinya dalam menghadapi godaan duniawi berarti telah berupaya menahan diri dari kelezatan tersebut.

Sabar mempunyai tiga unsur yaitu ilmu, hal, dan amal. Yang dimaksud ilmu disini ialah pengetahuan atau kesadaran bahwa sabar itu mengandung kemaslahatan dalam agama dan memberi manfaat bagi seseorang dalam menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan.

Hal adalah keadaan hati yang memiliki pengetahuan, hal itu diimplementasikan dalam tingkah laku yang nyata, yang disebut sebagai amal saleh.

Imam Al Ghazali mengumpamakan tiga unsur kesabaran itu laksana sebatang pohon, ilmu adalah batangnya, hal sebagai cabangnya, dan amal sebagai buahnya.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x