Menguak Mitos Setan Diikat di Bulan Ramadhan

- 15 April 2022, 20:46 WIB
Ilustrasi jin dan syaitan.
Ilustrasi jin dan syaitan. /Freepick.com/

ARAHKATA - Bulan suci Ramadhan adalah bulan suci kemuliaan, di mana seluruh amal ibadah dilipatgandakan.

Termasuk bulan yang dipercaya bersih dari segala sesuatu pengaruh jahat yang ada di dunia termasuk setan.

Pembaca ARAHKATA tentu masih ingat salah satu petuah bijak yang selalu didengungkan oleh orang tua kita dulu mengenai mitos bahwa "kalau bulan puasa, waktu dimana setan semua diikat,". Kira-kira bagaimana kebenaran ungkapan tersebut ya?

Baca Juga: Kenapa Nuzulul Qur'an Diperingati 17 Ramadhan? Begini Penjelasannya

Dikutip dari situs resmi Nahdatul Ulama menjelaskan mengenai mitos soal setan diikat. Simak penjelasan lengkapnya!

Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa karena pada bulan tersebut seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat diwajibkan untuk menjalankan puasa.

Karena itu, maka bulan Ramadhan disebut juga syahrush shiyam (Bulan Puasa).

Baca Juga: Sahkah Puasa Jika Mandi Junub Setelah Adzan Subuh Saat Ramadhan? Ini Jawabannya

Pada bulan itu menurut riwayat yang ada, setan-setan dibelenggu (shuffidatusy syayathin), pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Dalam riwayat lain dengan redaksi sulsilatisy syayathin.

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Unik! Umat Islam Rayakan Dua Kali Ramadhan Di Tahun 2030

Lantas, secara harafiah setan adalah bentuk personifikasi dari sifat hawa nafsu manusia, meskipun ada juga yang beranggapan bahwa hawa nafas orang berpuasa karena Allah SWT saja sudah cukup menakuti setan yang akan mengodanya melaksanakan maksiat.

Hal itu dijelaskan oleh salah seorang ahli sufi bernama Ad-Dawudi dan Al-Mahlab. Ia menjelaskan bahwa Allah SWT menjaga kaum muslimin atau mayoritas dari mereka dari kemaksiatan dan kecenderungan untuk menuruti bisikan setan.

Bahkan Al-Mahlab memberikan argumentasi bagi kalangan yang memahami dibelenggunya setan dalam pengertian hakiki.

Baca Juga: Tiga Kejadian Penting di Bulan Ramadhan dalam Sejarah Rasulullah

Menurutnya, masuknya para pendurhaka (ahlul ma’ashi) pada bulan Ramadhan dalam ketataan sehingga mereka mengabaikan hawa nafsunya menunjukkan terbelenggunya setan.

وَكَذَلِكَ قَوْلُهُ : ( سُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ ) ، يَعْنِى : أَنَّ اللهَ يَعْصِمُ فِيهِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ أَكْثَرَهُمْ فِى الْأَغْلَبِ عَنِ الْمَعَاصِى وَالْمَيْلِ إِلَى وَسْوَسَةِ الشَّيَاطِينِ وَغُرُورِهِمْ ، ذَكَرَهُ الدَّاوُدِيُّ وَالْمَهْلَبُ . وَاحْتَجَّ الْمَهْلَبُ لِقَوْلِ مَنْ جَعَلَ الْمَعْنَى عَلَى الْحَقِيقَةِ فَقَالَ : وَيَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ مَا يُذْكَرُ مِنْ تَغْلِيلِ الشَّيَاطِينِ وَمَرَدَتِهِمْ بِدُخُولِ أَهْلِ الْمَعَاصِى كُلِّهَا فِى رَمَضَانَ فِى طَاعَةِ اللهِ ، وَالتَّعَفُّفِ عَمَّا كَانُوا عَلَيْهِ مِنَ الشَّهَوَاتِ

Artinya:

“Begitu juga sabda Rasulullah SAW ‘setan-setan dibelenggu’ maksudnya adalah sesungguhnya dalam bulan Ramadhan Allah menjaga orang-orang muslim atau atau mayoritas mereka secara umum dari kemaksiatan, kecenderungan untuk mengikuti bisikan dan godaan setan".

Baca Juga: Apa Hukum Berenang Saat Puasa? Simak Penjelasannya Menurut Ulama

Demikian sebagaimana dikemukakan oleh Ad-Dawudi dan Al-Mahlab. Al-Mahlab pun memberikan argumentasi yang mendukung kalangan yang memahami makna hadits ini dengan makna hakiki.

"Ia menyatakan bahwa setan terbelenggu karena para pendurhaka di bulan Ramadhan masuk ke dalam ketatatan kepada Allah dan menjauhkan diri dari hawa nafsunya,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahih al-Bukhari, juz IV, halaman 20).

Berangkat dari penjelasan di atas, maka soal dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan dibelenggunya setan, para ulama berbeda dalam memahaminya.

Baca Juga: Simak Yuk! Ini Lho Empat Amalan Sunnah Saat Akan Itikaf

Ada yang memahami dengan pendekatan makna hakiki sesuai bunyi teks haditsnya, dan ada juga yang memahami dengan pendekatan makna yang terdapat di balik bunyi teksnya (majazi).

Nah, meskipun kita sedang berpuasa tetap berhati-hati dengan ajakan syaitan yang mencoba menggoda iman kalian untuk membatalkan puasa atau mengurangi kadar puasa kalian dengan melakukan perbuatan mahkruh ya. ***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x